"Saya sudah dapat laporan dari Kemenkes bahwa sudah ada (peringatan) untuk jemaah umrah, dengan lebih sederhana, semacam brosur," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di kantor kepresidenan, Kamis (8/5/2014).
Meski ada sosialiasi ini, kata Agung, pemerintah tetap mengimbau jemaah umrah agar menunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Pasalnya, hingga kini belum ada vaksin yang bisa mengatasi virus korona MERS yang diduga menyebar lewat interaksi langsung dan melalui hewan unta tersebut.
"Kita belum tahu apa sebab MERS. Apakah dari unta atau bagaimana. Lebih baik kalau tetap berangkat ke sana, hindari kerumunan, jangan pakai unta," ucap Agung. Hingga kini, menurut dia, korban virus MERS di Indonesia baru satu orang.
Sementara itu, ujar Agung, ada dua pasien lain di Sumatera Utara yang berstatus suspect virus mematikan itu masih dalam tahap pemantauan. Pemerintah, ujar dia, baru akan mendapat konfirmasi pasien di Sumatera Utara itu terjangkit atau tidak virus MERS pada Jumat (9/5/2014).
Sejak ditemukan pertama kali di Arab Saudi pada 2012, sampai saat ini MERS sudah merenggut lebih dari 100 nyawa. Virus korona penyebab MERS memang ganas dan bisa mematikan.
Berbeda dengan penyakit pernapasan umumnya yang disebabkan bakteri, perkembangan MERS jauh lebih cepat. Dalam hitungan jam, virus ini bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Bila peradangan sudah meluas, fungsi paru-paru akan menurun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.