Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idrus Marham Bantah Tanggapi BBM Akil ke Zainudin

Kompas.com - 24/04/2014, 23:02 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengaku pernah diberitahu oleh Ketua DPD Golkar Jawa Timur Zainudin Amali mengenai adanya pesan Blackberry Messenger (BBM) dari Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Akil Mochtar. Isi BBM tersebut terkait pemilihan kepala daerah Jawa Timur yang dimenangkan oleh pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Idrus mengaku tidak pernah menanggapi isi BBM tersebut.

"Amali mengatakan, 'Ya, sudah menang (Soekarwo), tapi saya dapat SMS dari Pak Akil, ada yang gawat.' Saya tanya apa yang gawat karena kemenangan lebih dari 1 juta (suara), jadi tidak ada yang gawat. Soal SMS itu jadi tidak usah ditanggapi," ujar Idrus saat bersaksi untuk terdakwa Akil di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Hal itu disampaikan Zainudin ketika bertemu Idrus di ruang Fraksi Partai Golkar di DPR RI. Idrus mengaku tak pernah ditunjukkan BBM atau SMS oleh Zainudin. "Saya tidak tahu. Saya tidak melihat apa di HP (handphone) atau BB," katanya.

Selain itu, menurut Idrus, pesan dari Akil itu tidak pernah dibahas di Partai Golkar. Adapun isi percakapan Akil dan Zainudin melalui BBM pernah dibeberkan jaksa penuntut umum KPK dalam persidangan sebelumnya. Dalam BBM itu, Akil meminta Rp 10 miliar untuk sengketa Pilkada Jatim. Nama Idrus dan Setya pun disebut dalam percakapan BBM tersebut.

"Tadi siang saya ketemu Idrus n Nov di fpg. Kata IM (Idrus Marham) nanti dia yang berurusan ke Abang (Akil) malam ini. Makanya saya diam saja. Saya pikir abang kan lebih percaya IM daripada saya. Makanya saya enggak gerak lagi," tulis Zainudin dalam BBM yang dikirim ke Akil.

Akil sendiri mengatakan, "Gak jelas itu semua, saya batalin aja lah Jatim itu, pusing aja. Suruh mereka siapkan 10 m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau) mau selamat. Masak hanya ditawari uang kecil, gak mau saya..."

Zainudin pun membalas BBM Akil, "Baik Bang, klau (kalau) ada arahan begitu ke Sy (saya), siap Sy (saya) infokan."

Komunikasi lewat pesan pendek pun berlanjut dan keesokan harinya, Zainudin mengirim pesan, "Ass bang, Alhamdulillah positif. Kapan bisa komunikasi darat? Mohon arahan, tks."

Akil pun kemudian membalas, "Kapan ada waktu? Secepatnya." Zainudin kemudian mengatakan akan ke rumah dinas Akil di Widya Chandra malam itu juga. Akil pun mengatakan, "Eksekusi langsung."

Namun, Akil meminta Zainudin untuk menunggu BBM selanjutnya. Akil kemudian mengirim BBM Zainudin agar segera ke rumahnya. Akil bahkan mengancam akan mengulang Pilkada Jatim jika Zainudin tidak datang pada saat itu juga. Zainudin pun langsung mengatakan akan segera meluncur ke rumah Akil. Pertemuan itu batal karena Akil pada 2 Oktober 2013 pukul 21.00 itu ia sudah ditangkap petugas KPK.

Dalam kasus ini, Zainudin selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar I Jawa Timur disebut pernah memberikan janji Rp 10 miliar kepada Akil untuk pengurusan sengketa Pilkada Jawa Timur (Jatim). Zainudin saat itu adalah Ketua Bidang Pemenangan Pilkada Jatim untuk pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com