Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HNW: Poros Baru Bisa Bendung Radikalisme

Kompas.com - 19/04/2014, 15:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai poros baru yang diinisiasi oleh partai berbasis massa Islam dapat membendung tindakan radikalisme di Indonesia. Itulah mengapa PKS memberi respons lebih pada wacana pembentukan poros baru yang rencananya akan dinamai koalisi Indonesia Raya.

Hidayat menjelaskan, pada pemilu legislatif 2014, suara partai berbasis massa Islam meningkat tajam, atau setidaknya jauh melewati prediksi sejumlah pengamat yang sering mengatakan partai Islam akan ditinggalkan pemilihnya. Dengan begitu, pembentukan poros baru untuk mengusung bakal calon presiden dari partai berbasis massa Islam perlu dilakukan untuk membalas kepercayaan masyarakat dalam pileg.

"Kita punya tanggung jawab moral untuk membentuk poros baru. Ini bisa membendung langkah kaum radikal yang antipemilu. Jangan sampai nanti mereka bilang enggak perlu pakai cara moderat, lebih baik pakai cara radikal jika aspirasinya tak kita jawab," kata Hidayat, di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).

Anggota Komisi VIII DPR itu melanjutkan, partainya tak pernah ragu dengan wacana pembentukan poros baru. Ia berharap poros tersebut mampu memunculkan figur yang kuat untuk bersaing dengan figur dari partai nasionalis untuk bertarung di Pilpres 2014.

Hidayat menambahkan, komunikasi politik antara partai berbasis Islam dan ormas Islam telah lama dilakukan. Sampai saat ini semangatnya masih sama, yaitu ingin menyamakan persepsi tentang pengelolaan bangsa, meski nama besar dari koalisi yang akan dibentuk itu belum diputuskan.

"Kami memahami amanah yang harus kami perjuangkan. Poros ini dibentuk bukan untuk mendikotomikan partai Islam dan partai nasionalis. Kita sama-sama punya figur, dan itu bisa dikomunikasikan," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Kamis (17/4/2014) lalu, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais mengeluarkan usulan tentang koalisi Indonesia Raya. Koalisi itu dianggap Amien sebagai penyempurna koalisi poros tengah yang akan diisi oleh sebanyak-banyak partai politik.

Amien menyampaikan usulan itu dalam pertemuan tertutup dengan perwakilan seluruh partai berbasis massa Islam dan sejumlah ormas Islam. Usulan itu dilandasi pentingnya keterlibatan semua pihak dalam membangun Indonesia yang majemuk.

Dari semua perwakilan partai berbasis massa Islam yang hadir, hanya PKS yang datang dengan kekuatan penuh. Partai itu diwakili oleh Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, dan Hidayat Nur Wahid. Seusai pertemuan, Anis belum dapat menyatakan sikap. Ia beranggapan masih perlu beberapa kali pembicaraan untuk mengambil langkah politik yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com