Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2014, 03:02 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Survei Nasional menyatakan, keunggulan perolehan suara sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pemilu Legislatif 2014 bukanlah karena "Jokowi Effect". Justru, "Jokowi Effect" disebut hanya ilusi.

"Sama sekali tidak ada '(Jokowi) Effect' untuk PDI-P," kata Direktur Eksekutif LSN, Umar Bakry, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/4/2014) malam. Data perolehan sementara suara untuk PDI-P, sebut dia, menepis pendapat sebagian kalangan soal pengaruh pengusungan Jokowi sebagai bakal calon presiden terhadap hasil pemilu legislatif untuk PDI-P.

Umar merujuk pendapat sebagian kalangan yang berkeyakinan bila PDI-P mengusung Jokowi sebagai bakal calon presiden, maka suara partai tersebut akan meroket sampai kisaran 30 persen. Sebaliknya, ujar dia, merujuk pendapat yang sama, bila PDI-P tak segera mengusung Jokowi sebagai bakal calon presiden, maka suara yang didapat hanya ada di kisaran 20 persen.

Faktanya, ungkap Umar, hasil perhitungan cepat, baik quick count maupun exit poll dari pemungutan suara pemilu legislatif hanya mendapatkan kisaran 19 sampai 20 persen suara untuk PDI-P. "Berarti (pencalonan Jokowi) tak ada pengaruhnya," ujarnya.

Hitung cepat LSN

Hingga Rabu pukul 21.15 WIB, quick count yang digelar LSN dan Lembaga Klimatologi Politik bekerja sama dengan JTV sudah mendapatkan 96 persen sampel TPS, setara 1.920 dari 2.000 TPS. LSN memperkirakan PDI-P akan menjadi pemenang Pemilu Legislatif 2014.

Partai Golongan Karya (Golkar) yang berada di urutan kedua, menurut LSN, hampir tidak mungkin menggeser PDI-P dari posisi puncak perolehan suara. Alasannya, selisih perolehan suara kedua partai terlalu jauh.

LSN juga memprediksi 10 partai politik lolos ke parlemen alias memenuhi parliamentary threshold. Dua partai politik yang diperkirakan tak lolos ke Senayan adalah Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Berikut ini hasil quick count LSN hingga pukul 21.15 WIB.
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 19,53 persen
2. Partai Golongan Karya 14,42 persen
3. Partai Gerakan Indonesia Raya 11,71 persen
4. Partai Demokrat 10,55 persen
5. Partai Kebangkitan Bangsa 8,23 persen
6. Partai Amanat Nasional 7,92 persen
7. Partai Keadilan Sejahtera 7,31 persen
8. Partai Persatuan Pembangunan 6,99 persen
9. Partai Nasional Demokrat 5,46 persen
10. Partai Hati Nurani Rakyat 5,34 persen
11. Partai Bulan Bintang 1,58 persen
12. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 0,96 persen

Survei LSN menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei digelar menggunakan biaya dari LSN, JTV, dan Lembaga Klimatologi Politik. Hitung cepat ini bukan merupakan hasil resmi perolehan suara peserta partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com