Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Modal Iklan dan Survei Tak Cukup untuk "Nyapres"

Kompas.com - 02/03/2014, 16:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berpendapat, modal untuk memenangi pemilihan presiden tak cukup dengan beriklan dan mengandalkan survei dari satu lembaga ke lembaga lainnya.

Menurut Yudhoyono, seorang calon presiden harus memiliki kapabilitas, kecakapan, kesiapan, dan tingkat elektabilitas yang tinggi.

"Banyak cara, pilihan, dan ikhtiar untuk memenangkan kompetisi pemilihan presiden. Ada yang habis-habisan beriklan. Ada yang mengandalkan survei dari satu survei ke survei yang lain. Kalau hanya iklan dan survei, rasanya belum cukup. Rakyat harus sungguh mengetahui siapa dia," kata Yudhoyono saat menghadiri debat konvensi calon presiden Demokrat di Bogor, Minggu (2/3/2014).

Mengenai 11 tokoh yang bersaing dalam konvensi capres demokrat, Yudhoyono menilai bahwa semuanya memiliki kecakapan, kapabilitas, dan kesiapan. Ke-11 peserta konvensi, katanya, hanya tinggal meningkatkan elektabilitas masing-masing.

Kesebelas peserta konvensi capres Demokrat tersebut adalah Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Endriantono Sutarto (mantan Panglima TNI), Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat), Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan), Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara), Dino Patti Djalal (mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat), Irman Gusman (Ketua DPD), Hayono Isman (anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat), dan Pramono Edhie (mantan Kepala Staf Angkatan Darat).

"Selamat berjuang para kandidat, berdebatlah dengan baik, sampaikan pikiran dan solusi lebih baik. Tidak berjanji yang muluk-muluk tetapi sampaikan pandangan jernih Saudara," ucap Yudhoyono.

Dia juga menilai, konvensi capres Demokrat ini akan menjadi pendidikan politik yang baik yang memberikan pencerahan kepada masyakarat agar tidak seperti membeli kucing dalam karung saat memilih presiden dalam Pemilu 2014 nanti.

"Ini akan mengubah sejarah karena rakyat dengan sadar akan jatuhkan pilihannya. Jangan sampai rakyat Indonesia ibarat memilih kucing dalam karung. Dikira putih, ternyata hitam, tidak cukup dengan iklan, tidak cukup dengan survei, harus ada plusnya. Plus inilah yang kita pilih," tutur Yudhoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com