Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Akan Tentukan Tiga atau Satu Kandidat Capres

Kompas.com - 01/02/2014, 14:41 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga Sabtu (1/2/2014) siang, Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih melakukan rapat Musyawarah XI. Rapat tersebut masih membahas kandidat calon presiden (capres) yang akan maju pada Pemilu 2014.

Juru Bicara PKS, Mardani Ali Sera mengungkapkan, kandidat capres bisa saja mengerucut pada tiga nama atau langsung pada satu nama capres. "Iya, masih berlangsung pembahasan (penentuan capres). Indikasinya mengerucut ke satu atau tiga besar (kandidat capres)," kata Mardani melalui pesan singkat pada Kompas.com, Sabtu.

Namun, belum dapat dipastikan apakah kandidat capres tersebut segera diumumkan kepada publik. Rencananya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Taufik Ridho akan memberi penjelasan mengenai hasil rapat Majelis Syuro tersebut sekitar pukul 16.00 WIB di DPP PKS, Jakarta.

"Sedang berkembang dinamika diumumkan pasca Majelis Syuro ini ke publik. Penjelasan oleh Sekjen mungkin pukul 16.00 WIB ke atas," terang Mardani.

Kader PKS yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebelumnya mengatakan, kandidat capres ditentukan berdasarkan hasil pemilihan raya (pemira) PKS. Menurut dia, kemungkinan ada dua opsi sebagai tindak lanjut dari hasil pemira itu.

"Nanti itu apakah lima besar (dikerucutkan) ke tiga besar setelah itu diuji publik atau langsung satu besar. Itu opsi yang mungkin terjadi," kata Heryawan atau akrab disapa Aher itu.

Aher mengatakan, musyawarah itu bebas menentukan opsi mana yang akan diambil tanpa ada rekayasa. Pasalnya, kata dia, komposisi Majelis Syuro terdiri dari 99 anggota sehingga kemungkinan besar terjadi perbedaan pendapat.

Sebelumnya, PKS melakukan pemira pada akhir November 2013 oleh masing-masing Dewan Pimpinan Wilayah di 33 provinsi. Dalam pemira itu, Hidayat Nur Wahid mendapat dukungan terbanyak sebagai bakal capres.

Perolehan suara Hidayat mengalahkan empat kandidat kuat lainnya, yakni Anis Matta, Aher, Tifatul Sembiring, dan Nur Mahmudi Ismail. Hidayat memperoleh 18,34 persen suara, Anis Matta 17,46 persen, Ahmad Heryawan 16,69 persen, Tifatul 11,5 persen, dan Nur Mahmudi 7,41 persen.

Meskipun demikian, Hidayat tidak serta-merta menjadi capres yang diusung PKS karena ditentukan Majelis Syuro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com