Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Endriartono Usulkan Kampanye Parpol Dibiayai Negara

Kompas.com - 06/01/2014, 19:07 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Jenderal (Purn) TNI Endriartono Sutarto mengusulkan agar dana kampanye partai politik dibiayai oleh negara. Hal ini disampaikan Endriartono saat memaparkan visinya di Kantor Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta, Senin (6/1/2014).

"Kampanye sekarang juga kan juga dibiayai negara, tapi lewat hasil dari korupsi dan jalan lainnya," katanya.

Pembiayaan parpol lewat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) merupakan gagasan yang ditawarkan oleh Endriartono untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang melingkupi demokrasi. Beberapa persoalan itu, paparnya, adalah munculnya raja-raja kecil di daerah, dinasti politik, korupsi yang dilakukan parpol, dan etika moral elite politik.

Dalam paparannya, mantan panglima TNI itu mengatakan akibat persoalan-persoalan yang ditimbulkan dari demokrasi, ada ketidakpercayaan terhadap demokrasi. Hal ini terlihat dengan munculnya ketidakpuasan terhadap demokrasi yang tidak membawa kesejahteraan ekonomi.

"Kita bisa lihat di belakang-belakang truk itu ada tulisan 'Piye, enak zamanku tho'. Janganlah sekali-sekali kita berpaling dari demokrasi," imbuh bekas Komandan Paspampres itu.

Mengenai pembiayaan parpol dari APBN, ia menilai aturan yang dibuat juga harus ketat. Selain diaudit, kata dia, parpol yang ketahuan mendapat dana dari luar APBN yang tidak halal, tidak boleh mengikuti pemilu selanjutnya. Kendati demikian, ia mengaku belum tahu besaran yang harus diterima tiap parpol.

"Saya kan belum lama di parpol. (Gagasan ini) perlu dikaji (lebih dalam) lagi," ucapnya.

Ia mengatakan pembatasan parpol juga penting dalam sistem presidensial. Dalam hal ini, ia mengatakan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) menjadi mekanisme seleksi yang efektif untuk membatasi jumlah parpol. Parpol yang tidak lolos PT, kata dia, seharusnya tidak diizinkan untuk mengikuti pemilu yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Nasional
Tanduk Banteng Masih Tajam

Tanduk Banteng Masih Tajam

Nasional
Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Nasional
Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Nasional
Drone : 'Game Changer' Kekuatan Udara TNI AU

Drone : "Game Changer" Kekuatan Udara TNI AU

Nasional
Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

Nasional
Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Nasional
124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Nasional
Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Nasional
Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan 'Trauma Healing' dan Restitusi

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan "Trauma Healing" dan Restitusi

Nasional
SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

Nasional
Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Nasional
SYL Pesan 'Wine' saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

SYL Pesan "Wine" saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com