Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Wacanakan Pembentukan Panja Harga Elpiji

Kompas.com - 05/01/2014, 16:42 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Amanat Nasional (PAN) akan mengambil langkah politik untuk menyikapi sikap saling tunjuk antara pemerintah dan PT Pertamina Tbk tentang keputusan kenaikan harga elpiji 12 kilogram. Ketua Fraksi PAN DPR Tjatur Sapto Edy menyatakan, partainya akan mendorong pembentukan panitia kerja di DPR RI terkait hal itu.

"Kami akan mengambil langkah politik dan akan memperjuangkan agar kenaikan harga dibatalkan. Akan ada minimum panja di komisi terkait," kata Tjatur di Jakarta, Minggu (5/1/2014).

Dia mengatakan, panitia kerja (panja) itu akan meminta Pertamina membuka mekanisme pengambilan keputusan kenaikan harga elpiji yang dianggap semakin membebani rakyat. Dia yakin bahwa keputusan itu diambil melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Tjatur meminta agar badan usaha milik negara itu menggelar RUPS kembali yang memutuskan pembatalan kenaikan harga elpiji.

"Kami minta Pertamina RUPS lagi untuk membatalkan kenaikan harga," kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo mengatakan, Fraksi PAN di DPR akan meminta notula RUPS saat keputusan kenaikan harga elpiji itu dibuat. Dari catatan itu, dapat diketahui siapa wakil pemerintah yang hadir dalam RUPS Pertamina dan bagaimana sikap pemerintah.

"Fraksi (PAN) yang akan minta notulensi (notula) rapat. Apakah ada yang mewakili pemerintah," katanya.

Menurut Drajad, banyak anggota kabinet yang menyatakan tidak tahu soal kenaikan harga elpiji, di antaranya Menteri BUMN dan Menteri Keuangan. Ia menyebutkan, PAN akan mencari tahu kebenaran hal itu. Namun, ia yakin pemerintah tahu soal kenaikan harga itu sebab RUPS pasti dihadiri perwakilan pemerintah.

Harga gas elpiji 12 kilogram mengalami kenaikan pada 1 Januari 2014. Di Jakarta, gas elpiji 12 kilogram yang sebelumnya seharga Rp 78.000 melonjak drastis menjadi Rp 138.000. Kenaikan ini mencapai 68 persen. Akibatnya, beberapa masyarakat beralih ke tabung gas elpiji 3 kilogram yang disubdisi pemerintah. Banyaknya masyarakat yang beralih ini membuat tabung gas elpiji 3 kilogram semakin sulit ditemukan di pasar.

Pertamina berdalih terpaksa menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram sebagai akibat dari bisnis yang terus merugi. Untuk tahun 2013 saja, Pertamina mengklaim kerugian hingga sekitar Rp 7 triliun. Kerugian ini ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang akhirnya ditindaklanjuti Pertamina dengan menaikkan harga gas non-subsidi tersebut.

Di sisi lain, Pertamina mengungkapkan bahwa kondisi bahan baku elpiji di pasaran sudah mencapai Rp 10.700 per kilogram. Beban Pertamina semakin bertambah saat kurs dollar semakin menekan nilai tukar rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com