JAKARTA, KOMPAS.com —
Toleransi harus diwujudkan dalam kerja nyata dan tak hanya menjadi wacana. Kelompok moderat perlu terus mengampanyekan toleransi di akar rumput.

Demikian disampaikan anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari, dalam jumpa pers soal toleransi di Jakarta, Jumat (3/1/2014). Hadir juga dalam acara ini, antara lain, Ketua Umum Gerakan Masyarakat Penerus Bung Karno Zulfan Lindan, Ketua Dewan Syura Ahlulbait Indonesia Umar Shahab, Koordinator Solidaritas Korban Pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan Pendeta Palti Panjaitan, dan Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Jeirry Sumampow.

”Intoleransi berkembang bukan karena punya banyak pendukung, melainkan karena banyak orang toleran yang tidak mau melawannya. Kaum moderat jangan hanya bicara toleransi di gedung mewah dan wangi, tetapi bekerja nyata dan turun ke desa-desa untuk mengembangkan toleransi,” harap Eva.

Zulfan Lindan mendesak pemerintah mencegah dan menindak berbagai bentuk perilaku intoleran. Pembiaran perilaku tersebut akan membahayakan bangunan kebangsaan.

Umar Shahab mengingatkan, bangsa Indonesia memiliki Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan konstitusi negara yang menghargai kemajemukan dan menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan. ”Jangan anggap enteng fenomena intoleransi ini. Kalau didiamkan dan negara tak bertindak tegas, akan memicu masalah serius, seperti terjadi di beberapa negara di Timur Tengah,” katanya.

”Masyarakat secara umum masih toleran. Namun, negara justru memberikan ruang bagi berkembangnya kelompok intoleran. Negara semestinya menindak tegas aksi intoleran,” kata Jeirry Sumampow. (IAM)