Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boni: Ini Pelajaran biar Ruhut Tidak Rasis!

Kompas.com - 17/12/2013, 13:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Boni Hargens menegaskan tetap melanjutkan proses hukum atas laporannya terhadap politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Dosen Universitas Indonesia itu ingin memberi pelajaran agar Ruhut tidak bersikap rasial terhadap orang lain.

Kepada wartawan, Boni menyatakan belum berniat mencabut laporannya atau memilih upaya damai terkait dugaan pernyataan rasial Ruhut di acara televisi.

"Apa yang mau didamaikan? Ini supaya (Ruhut) tidak rasis terhadap orang lain. Ini tetap diproses, di Komnas HAM jalan, di DPR jalan, di kepolisian juga jalan," kata Boni saat memenuhi panggilan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (17/12/2013).

Boni mengatakan, tindakannya melaporkan Ruhut merupakan suatu proses pembelajaran. Menurut dia, jangan sampai ada orang yang merasa berbeda kelas karena persoalan warna kulit. Setiap orang, lanjut Boni, berada di jarak yang sama dalam konstitusi.

"Yang paling penting tetap berjalan sebagai pembelajaran sosial-politik," ujar Boni.

Persoalan itu, menurut Boni, bukan persoalan pribadi dirinya dengan Ruhut. "Ini persoalan bangsa, yang saya mau, dia minta maaf kepada rakyat Indonesia secara resmi di media massa. Setelah itu, baru kita diskusikan untuk cabut laporan," ujar Boni.

Pengacara Boni, Dion Pongkor, mengatakan, hari ini Boni dipanggil oleh penyidik untuk berita acara pemeriksaan atas laporan kliennya tersebut. Setelah itu, akan ada gelar perkara untuk menentukan apakah status Ruhut akan ditingkatkan oleh penyidik.

"Kami, setelah mengkaji, bukti sangat kuat terjadi tindak pidana. Kami yakin dan segera mungkin untuk ditetapkan sebagai tersangka," ujar Dion.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com