"Boni minggu depan dipanggil, hari Rabu (18/12/2013). Kemarin sudah diputuskan untuk dipanggil, sebelum reses," ujar Ali.
Ali mengatakan, BK sudah melakukan rapat pleno dan laporan Boni Hargens kepada Ruhut dianggap sudah memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti. Boni telah menyertakan gambar dan video terkait aksi Ruhut yang diduga rasial itu.
Boni Hargens resmi melaporkan politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul ke BK DPR, Senin (9/12/2013). Ia melaporkan Ruhut atas dugaan tindakan rasial yang dilontarkan politisi yang juga pengacara itu.
"Saya tidak pernah membenci Ruhut secara pribadi. Ini hanya pembelajaran sosial bagi masyarakat. Kita di sini bicara soal kesetaraan hak," ujar Boni saat menjelaskan alasannya mengadukan Ruhut ke BK DPR, Senin (9/12/2013).
Boni mengatakan, Ruhut menyebut dirinya sebagai pengamat berkulit hitam. Dia pun menunjukkan video rekaman kepada wartawan yang berisi aksi rasial Ruhut dalam sebuah televisi swasta.
"Kalau Ruhut membantah, maka akan menjadi kebohongan luar biasa!" ujarnya.
Boni pun malas berkomentar tentang tuduhan Ruhut soal ijazah palsu yang didapat Boni dari Jerman. "Orang ini kan otaknya kosong. Kalau difitnah seperti itu, tidak perlu saya tanggapi," kata Boni.
Dia berharap setelah melaporkan Ruhut ke BK, akan ada sanksi tegas. Boni juga meminta agar Ruhut diganti melalui mekanisme pergantian antar waktu (PAW) karena sikapnya yang selama ini dianggap tidak etis.
"Saya kirim dokter jiwa untuk Ruhut!" tukas Boni.
Sebelumnya, Boni sudah melaporkan Ruhut ke Polda Metro Jaya atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan. Boni protes dengan sikap Ruhut dalam sebuah acara diskusi di televisi. Ketika itu, Boni diundang sebagai pengamat politik, sementara Ruhut berbicara melalui sambungan telepon sebagai Juru Bicara Partai Demokrat. Tema diskusi terkait Bu Pur dalam pusaran Cikeas. Namun, belum menyentuh substansi, diskusi justru ramai dengan amukan Ruhut.
"Aku mau tanya, lumpur Lapindo itu warnanya apa? Hitam kan. Ya udah, itu Boni Hargens itu kulitnya hitam," kata Boni, menirukan ucapan Ruhut ketika itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.