Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Modal "Cekak" Tak Bisa Masuk DPR

Kompas.com - 04/12/2013, 11:30 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto mengkritik sistem pemilu proporsional terbuka yang akan diterapkan dalam Pemilu 2014. Dengan sistem itu, ia menduga calon anggota legislatif berkualitas bermodal minim akan kembali sulit lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat periode selanjutnya. Pengusaha dan kalangan artis bakal mendominasi parlemen.

Kritikan itu disampaikan Sidarto saat acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi tahun 2013 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/12/2013).

"Saya banyak kehilangan orang-orang pintar karena modal cekak tidak terpilih lagi. Yang masuk pengusaha, artis. Apakah ini dewan yang harus kita bangun? Yang idealis, yang pintar modal cekak tidak mampu masuk DPR," kata Sidarto.

KOMPAS.com/SABRINA ASRIL Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta
Sidarto mengutip hasil penelitian rekan separtainya di PDI Perjuangan, Pramono Anung, yang mengungkapkan bahwa untuk menjadi anggota DPR mesti menyiapkan dana minimal Rp 1,2 miliar. Bahkan, ada yang sampai menggelontorkan hingga Rp 20-an miliar.

Begitu pula dengan pemilu kepala daerah. Setidaknya, kata dia, dibutuhkan Rp 10 miliar sampai Rp 50 miliar untuk menjadi bupati/wali kota. Setelah terpilih, mereka akan berusaha mengembalikan modal dengan segala cara.

"Jadi gubernur di atas Rp 100 miliar, kecuali Pak Jokowi-lah. Dia bisa menang (di Pilgub Jakarta) karena keajaiban Allah saja. Waktu itu saya ketua pemenangan (Jokowi-Ahok) di Cilandak. Saya keluar uang, bikin posko, bayar saksi. Dari dulu (Jokowi) kurus sampai sekarang kurus terus," kata Sidarto.

Melihat fakta itu, Sidarto mengaku tak heran jika sampai 300-an kepala daerah, 40-an anggota DPR, dan sekitar 1.000 anggota DPRD kabupaten/kota tersangkut kasus korupsi. Ia berharap ke depan tidak ada lagi yang terjerat korupsi.

Sidarto juga mengkritik sistem otonomi daerah yang membuat kepala daerah berkuasa. Menurutnya, memang ada hasil positif terhadap otonomi daerah seperti terlihat di Surabaya dan Jakarta. Namun, katanya, sebagian besar kepala daerah banyak memanfaatkan jabatan untuk membayar ongkos politik.

"Mari kita semua warga negara mengangkat tema antikorupsi sebagai musuh bersama kita semua," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com