Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Tak Bisa Berharap Banyak pada Capres Pemira

Kompas.com - 03/12/2013, 11:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Pemilu Raya (Pemira) yang digelar Partai Keadilan Sejahtera untuk menjaring bakal calon presiden 2014 dinilai tidak akan berdampak positif terhadap PKS dalam Pemilu 2014. Pasalnya, kepercayaan publik terhadap PKS dinilai sudah rendah pasca-terungkapnya dugaan korupsi mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

"Sulit bagi PKS untuk berharap terlalu banyak bagi siapa pun yang memenangi Pemira karena rendahnya kepercayaan publik atas integritas PKS jelang 2014 sebagai dampak kasus LHI dan Ahmad Fathanah," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, di Jakarta, Selasa (3/11/2013).

Gun Gun berpendapat, Pemira merupakan strategi PKS untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa PKS masih eksis dan konsisten dengan kaderisasi. Bagi internal, Pemira akan dijadikan strategi menciptakan kohesivitas dengan mengonsolidasikan kekuatan internal.

Adapun untuk eksternal, tambah Gun Gun, Pemira diharapkan dapat memalingkan perhatian publik lewat media soal kepemimpinan nasional.

"Tidak ada yang salah dengan Pemira seperti halnya tidak ada yang salah dengan mekanisme konvensi. Tapi, PKS sulit berharap banyak dengan Permira," tambahnya.

Seperti diberitakan, sebanyak 22 bakal capres dari internal PKS bersaing dalam Pemira. Pemungutan suara sudah dilakukan akhir pekan lalu. Nantinya, lima calon teratas akan diusulkan kepada Majelis Syuro PKS.

Selanjutnya, Majelis Syuro akan memutuskan satu nama sebagai bakal capres. Penentuan capres diperkirakan akan berlangsung pertengahan Desember 2013.

Namun, kepastian bisa atau tidaknya PKS mengusung capres-cawapres tergantung hasil pemilu legislatif pada April 2014. Pasalnya, ada syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres.

Berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei selama ini, elektabilitas PKS relatif rendah atau di bawah 5 persen. Merosotnya elektabilitas itu dinilai dampak dari terungkapnya kasus LHI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com