Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Lembaga Survei Bukan Tuhan, Bukan Juga Hantu

Kompas.com - 02/12/2013, 11:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid tak risau dengan elektabilitas partainya yang melorot seperti yang terlihat dalam hasil survei dari sejumlah lembaga. Bagi Hidayat, hasil survei tak bisa dijadikan satu-satunya tolok ukur dalam menghadapi pemilihan umum pada tahun depan.

"Kita tidak anti-lembaga survei, tapi lembaga survei bukan Tuhan yang menentukan segala-galanya, dan bukan hantu yang menakutkan," kata Hidayat, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2013).

Hidayat menuturkan, seharusnya seluruh lembaga survei menyampaikan bahwa survei yang dilakukan masih mungkin berbeda dengan fakta saat pemilihan umum dilakukan. Hal ini perlu dilakukan agar informasi yang disampaikan tak menyesatkan masyarakat.

Pada saat yang bersamaan, ia juga mengakui jika saat ini elektabilitas partainya tengah menurun setelah digempur isu tindak pidana korupsi yang menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Akan tetapi, dia yakin semua akan segera pulih dan PKS mampu mendulang perolehan suara pada tahun sesuai yang ditargetkan.

"Kita tak akan aneh kalau PKS menurun, tapi kami tak membasiskan kinerja pada lembaga survei, tapi konsolidasi kerja konkret partai melalui seluruh kader. Survei bukan segalanya, sebagai masukan bisa saja," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi mengingatkan agar PKS melakukan terobosan radikal jika ingin mendulang hasil positif pada 2014. Menurut Burhanudin, peluang PKS pada tahun depan sangat kecil meski partai tersebut menggulirkan Pemilihan Raya (Pemira) untuk memikat perhatian masyarakat.

Burhanudin menjelaskan, kecilnya peluang PKS pada 2014 disebabkan oleh kasus hukum para elitenya yang mencuat dan mendapat sorotan publik. Di luar itu, nama-nama yang dimunculkan PKS juga tergolong wajah lama yang dianggapnya kurang menjanjikan.

Salah satu cara yang dirasa ampuh untuk mendongkrak elektabilitas PKS, lanjutnya, adalah dengan keberanian memunculkan nama-nama baru untuk ditawarkan kepada publik di tengah krisis tokoh yang melanda partai tersebut. Dengan catatan, figur-figur baru tersebut harus memiliki kredibilitas jelas dan tidak pernah tersangkut masalah hukum.

Nama tokoh PKS yang muncul saat ini, kata Burhanudin, tak akan membuat publik tergerak memberikan suaranya untuk PKS, seperti Presiden PKS Anis Matta yang pernah disebut dalam sidang kasus dugaan suap kuota impor daging sapi, dan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid yang elektabilitasnya rendah dan kalah telak dari Joko Widodo di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com