"Iya, (konfrontasi) itu pasti," kata Abraham.
Dalam kesempatan ini, Abraham juga menyampaikan alasan KPK memeriksa Boediono di Kantor Wakil Presiden. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk mempercepat proses pemeriksaan mengingat posisi Boediono seorang wakil presiden dan membutuhkan waktu lama untuk persiapan protokoler jika pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK.
"Kita mau ungkap aktor intelektualnya. Oleh karena itu, kita lakukan pemeriksaan di tempat yang bersangkutan. Kalau kita menunggu kesiapan keprotokoleran, kita akan terlambat, itu maksud saya," pungkasnya.
Sebelumnya, permintaan pada KPK untuk mengonfrontasi Boediono dengan Sri Mulyani pernah diungkapkan oleh anggota Tim Pengawas Bank Century Bambang Soesatyo. Menurut Bambang, dalam forum Rapat Pansus DPR untuk Hak Angket Bank Century, awal Januari 2010, Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab penuh atas keputusan penyelamatan Bank Century.
Berdasarkan data awal, nilai bail out dari Bank Indonesia sebesar Rp 632 miliar. Angka Rp 632 miliar itu ditetapkan Bank Indonesia sebagai acuan menangani Bank Century. Sri Mulyani mengaku merasa tertipu dengan data yang diberikan Bank Indonesia dalam keputusan bail out Bank Century.
Hal ini dituturkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di forum rapat Pansus Bank Century, 14 Februari 2010. Saat itu, Kalla merinci, Sri Mulyani menemuinya di kediaman resmi wakil presiden pada 30 September 2009. Dalam pertemuan empat mata itu, Sri Mulyani mengaku tertipu karena angka penyelamatan Bank Century membengkak.
Awalnya Bank Indonesia merekomendasikan dana talangan Bank Century hanya Rp 632 miliar. Ternyata, nilai bail out membengkak menjadi Rp 6,7 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.