Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: Jokowi Juga Unggul jika Diusung Koalisi Poros Tengah Jilid II

Kompas.com - 03/11/2013, 16:13 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) membuat sejumlah simulasi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mungkin diusung oleh koalisi poros tengah jilid II.

Ada tiga nama yang muncul sebagai kandidat capres yang muncul dari poros tengah jilid II ini, yakni Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.

Peneliti LSI Ardian Sopa menuturkan, dalam simulasi yang dilakukan LSI, capres yang dipilih berasal dari partai politik nasionalis, sementara untuk cawapresnya dari tokoh Islam. "Ini karena tokoh nasionalis lebih kuat pamor dan dukungannya dibandingkan tokoh Islam," ujar Ardian dalam jumpa pers di kantor LSI di Rawamangun, Jakarta, Minggu (3/11/2013).

Dalam survei yang dilakukan bulan Oktober 2013, LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden awal 1.200 orang. Teknik pengambil data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Pertanyaannya adalah, "Seandainya pemilu presiden dilaksanakan hari ini, dari nama di bawah ini siapa yang ibu/bapak pilih?". Nama Jokowi berada di posisi teratas dengan tingkat dukungan 38,3 persen. Posisi selanjutnya ialah Prabowo Subianto (11,1 persen) dan Wiranto (10 persen). Sementara tokoh lainnya, seperti Dahlan Iskan dan Surya Paloh, mengantongi tingkat dukungan di bawah 10 persen.

Ardian menjelaskan, nama Jokowi masuk dalam bursa capres dari poros tengah dengan asumsi PDI Perjuangan tetap mengusung nama Megawati Soekarnoputri.

Sementara nama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie tidak dimasukkan karena Partai Golkar dinilai akan mampu meraih presidential treshold (PT) dan membentuk koalisi sendiri.

Untuk sosok cawapres, nama Hatta Rajasa berada di posisi teratas dengan dukungan 31,3 persen. Selanjutnya diikuti Yusril Ihza Mahendra (15,2 persen), Muhaimin Iskandar (11,8 persen), Suryadharma Ali (10,7 persen), dan Anis Matta (7,5 persen).

Dari hasil survei itu, Ardian menuturkan LSI membuat tiga skenario. Skenario pertama, Hatta Rajasa sebagai cawapres dan pasangan capres adalah Jokowi atau Prabowo atau  Wiranto. Skenario kedua, Yusril Ihza Mahendra sebagai cawapres, dengan kemungkinan pasangan capresnya adalah Jokowi atau Prabowo atau Wiranto. Skenario ketiga, Muhaimin cawapres, dengan kemungkinan pasagan capresnya Jokowi atau Prabowo atau Wiranto.

LSI baru menetapkan skenario pasangan capres dan cawapres, belum ada survei yang dilakukan untuk mengetahui elektabilitasnya. Survei baru sebatas elektabilitas kandidat capres dan kandidat cawapres. Itu pun masih menggunakan data survei yang lalu dengan tema "Capres Riil dan Capres Wacana".

Menurut Ardian, pihaknya akan melakukan survei untuk ketiga skenario itu dalam bulan-bulan mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com