Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Korupsi, Polri Diminta Belajar dari KPK

Kompas.com - 04/10/2013, 16:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Republik Indonesia diharapkan dapat belajar dari pengalaman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menuntaskan sejumlah kasus korupsi besar. Pasalnya, selama ini banyak kasus korupsi besar yang ditangani Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri berjalan di tempat.

Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, minimnya pengusutan kasus besar disebabkan Polri berada di dalam lingkungan eksekutif. Dengan demikian, ada dugaan terdapat tekanan terhadap Polri dalam menyelesaikan sejumlah kasus besar.

"Berbeda dengan KPK yang institusinya berada di luar pemerintahan sehingga mereka dapat dengan tegas mengusut sejumlah kasus korupsi besar," kata Bambang kepada Kompas.com, Jumat (4/10/2013).

Salah satu kasus besar yang berjalan di tempat, kata Bambang, yakni kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alat kesehatan tahun 2005 yang melibatkan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Siti Fadilah sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka sejak pertengahan tahun 2012 lalu. Namun, sampai saat ini kasus ini tak kunjung menemui titik terang.

Bambang mensinyalir, lambannya penanganan kasus korupsi lantaran penyidik yang bekerja di Ditipikor Bareskrim Polri kurang bernyali. Mereka tidak berani mengusut kasus-kasus besar yang terjadi di lingkungan eksekutif.

Ia pun mempertanyakan proses seleksi penyidik Ditipikor Bareskrim Polri. Menurutnya, loyalitas, integritas, dan dedikasi para penyidik itu masih rendah. "Berbeda dengan proses seleksi penyidik di KPK. Di sana itu proses seleksinya ketat sehingga didapat penyidik yang berintegritas tinggi," ujarnya.

Bambang mengatakan, Polri harus belajar dari KPK dalam menyeleksi setiap penyidik yang menangani kasus korupsi. Selain itu, ia mengusulkan KPK dapat menjadi pemimpin kendali operasional Polri dalam menangani kasus korupsi. Dengan demikian, tidak ada lagi kasus korupsi besar yang berjalan di tempat.

"Kalau kendali operasionalnya masih dari Polri atau Kejaksaan saya tidak yakin," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com