Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung: Golkar Jangan Berasumsi Bisa Ajukan Capres

Kompas.com - 17/09/2013, 22:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung tak ingin pengalaman pahit Pemilu 2009 terulang pada Pemilu 2014. Saat itu, Golkar tak mampu mengusung calon presiden sendiri.

"Selama ini yang jadi asumsi kami, Golkar bisa langsung mencalonkan. Padahal, kami harus lihat dinamika politik dan mencermati parpol, baik yang sudah eksis maupun partai baru," ujar Akbar di kediamannya, Selasa (17/9/2013).

Ia mengingatkan para kader untuk fokus pada pemilihan legislatif (pileg) dan tidak terlalu dini meributkan soal pemilihan presiden (pilpres). Jika hasil pileg Golkar mendapat 20 persen, barulah Golkar menyiapkan calon presidennya.

Menurut Akbar, partai yang patut dicermati adalah partai yang memiliki haluan nasionalis mirip dengan Golkar. Beberapa partai itu, antara lain, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Gerindra.

"Bisa saja pemilih dari partai-partai itu pindah ke partai nasional lain. Makanya, kami harus tetap memberikan perhatian terhadap pileg," imbuhnya.

Akbar mengaku tak ingin pil pahit kekalahan Golkar kembali terjadi pada Pemilu 2014. "Awalnya hitung-hitungan Pak JK dapatlah itu 20 persen, tapi ternyata Golkar hanya dapat 14,6 persen. Sungguh kecewa sekali kalau bisa dikatakan. Makanya, jangan sampai peristiwa itu terulang lagi," ungkap Akbar.

Seperti diketahui, Partai Golkar dalam pemilu kali ini menetapkan target yang tinggi, yakni memperoleh suara nasional sebanyak 30 persen. Target ini lebih tinggi dibandingkan Partai Demokrat dan PDI Perjuangan. Golkar menetapkan target tinggi untuk bisa mengusung Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com