Bambang menjelaskan, keputusan Golkar mengusung Ical sebagai calon presiden untuk pemilu tahun depan telah bulat. Pencalonannya sesuai dengan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) sebelumnya. Kalaupun ada usulan untuk mengevaluasi keputusan itu, lanjut Bambang, sifatnya hanya dinamika, tidak krusial dan menjadi tantangan di internal Golkar.
"Yang menginginkan adanya evaluasi hanya butuh perhatian. Mana tahu jelang Rapimnas sudah ada titik temu. Setelah ketemu dengan Ical, selesai," kata Bambang dalam jumpa pers yang digelar di ruang Fraksi Partai Golkar, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Lebih jauh, anggota Komisi III DPR ini mengaku bersyukur partainya telah sejak awal menentukan calon presiden. Ia yakin, gejolak di internal akan lebih keras bila calon presiden yang akan diusung diputuskan terlambat.
Untuk diketahui, dalam sejumlah kesempatan, Akbar sering menyampaikan adanya wacana mengevaluasi kepemimpinan Ical dalam Rapimnas Golkar yang akan digelar pada Oktober nanti. Menurut Akbar, hasil evaluasi itu akan dijadikan bahan pemikiran, dan bahan diskusi di internal Golkar.
Akbar menuturkan, kader Golkar di daerah banyak yang mengeluhkan kepemimpinan Ical. Pasalnya, ada sejumlah janji Ical yang tidak dipenuhi dan kemudian sering dikeluhkan oleh kader-kader tersebut. Di antara janji tersebut, kata Akbar, adalah Dewan Pimpinan Pusat akan memberikan bantuan berupa dana abadi kepada kader di daerah. Namun begitu, realisasinya masih jauh dari harapan.
Semua keluhan itu didengar Akbar saat dirinya bertemu dengan para kader di berbagai daerah. Keluhan-keluhan dari kader Golkar di daerah ini, kata Akbar, akhirnya menjadi sandungan dari internal partai saat Ical maju sebagai calon presiden di periode 2014-2019. Semua menjadi semakin runyam karena Ical juga tersandung kasus semburan Lumpur Lapindo yang membuat elektabilitasnya stagnan.
Di luar itu, Akbar juga mengkritisi hasil Rapimnas sebelumnya yang memutuskan Ical sebagai calon presiden Golkar di tahun depan. Keputusan itu, kata Akbar, dapat dievaluasi karena diambil tanpa melibatkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II tingkat kabupaten dan kota.
Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Idrus Marham, menyatakan keputusan Ical menjadi calon presiden telah sesuai AD-ART partainya. Secara tegas Idrus siap memberi perlawanan dan menantang Akbar untuk berorganisasi sesuai dengan AD-ART yang ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.