Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Urbaningrum, Konvensi Demokrat, dan Saran untuk SBY

Kompas.com - 16/09/2013, 04:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat, Minggu (15/9/2013), memulai hajatan konvensi untuk menentukan calon presiden yang akan diusung pada Pemilu 2014. Apakah konvensi ini akan benar-benar menghasilkan calon presiden unggulan yang akan memikat suara rakyat? Apa pandangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, soal konvensi ini?

"Kalau (konvensi) targetnya capres, situasinya sedang kurang menguntungkan," ujar Anas mengawali pendapatnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam. Menurut dia, siapa pun pemenang konvensi Partai Demokrat akan kesulitan mengalahkan calon presiden yang akan diajukan partai lain.

Namun, Anas punya pandangan soal peluang yang masih dapat diambil Partai Demokrat. "Kalau targetnya cawapres, ya ada yang pantas," kata dia. Meski demikian, Anas mengatakan, kandidat untuk calon wakil presiden terbaik yang dapat diajukan bekas partai pimpinannya itu bukanlah peserta konvensi.

"Alternatif yang paling baik untuk Demokrat adalah kalau Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mau maju menjadi cawapres," sebut Anas lugas. Dia berkeyakinan bila SBY bersedia maju menjadi cawapres, maka masih akan ada banyak partai yang mau menggandeng Partai Demokrat untuk berkoalisi.

Tak ada halangan

Anas mengatakan, alternatif mengusung SBY menjadi cawapres tidak bertentangan dengan konstitusi. Dia menyebutkan, konstitusi hanya mengatur bahwa masa jabatan seseorang menjadi Presiden maksimal adalah dua periode. "Ini soal kesediaan (SBY) saja," tekan dia.

Menurut Anas, idenya soal SBY maju menjadi cawapres bukan hal yang tak bisa diwujudkan. Terlebih lagi, SBY sudah "terbukti" bersedia "turun pangkat" menjadi Ketua Umum Partai Demokrat setelah Anas mundur dari jabatan itu. Sebelumnya, SBY adalah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, jabatan tertinggi dalam struktur partai tersebut. Kini SBY merangkap kedua jabatan itu.

"Dulu orang sukar membayangkan Pak SBY mau menjadi Ketum Demokrat. Tetapi demi kepentingan partai kan dipegang itu jabatan," kata Anas. Dengan argumentasi yang sama untuk menyelamatkan partai, Anas mengatakan bahwa SBY pun seyogianya dapat saja menanggalkan 'selera pribadi' untuk pensiun. "Demi kepentingan Partai Demokrat pada 2014. (Lagi pula) menjadi cawapres bukan pilihan yang buruk," imbuh dia.

Menurut pendiri Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini, jika SBY bersedia menjadi cawapres dari Partai Demokrat, maka tak hanya elektabilitas partai yang akan terangkat. Anas berpendapat, dengan jabatan tersebut, SBY juga dapat meneruskan program-programnya yang belum tuntas.

Lalu, siapa calon presidennya? "Sosok capres-nya ya dari luar Demokrat dong," jawab Anas. "Bagus untuk koalisi."

Konvensi telah bergulir

Partai Demokrat saat ini menggelar konvensi untuk mendapatkan calon presiden yang akan diusung pada Pemilu Presiden 2014. Konvensi diikuti 11 kandidat, dari internal dan eksternal partai.

Memulai paparan visi-misi para kandidat pada Minggu malam, konvensi ini masih saja memunculkan pandangan sumir dari beragam kalangan. Mahfud MD, misalnya, mengaku menolak mengikuti konvensi karena berpendapat mekanisme yang digunakan tak jelas.

Setelah melewati tahap prakonvensi, 11 nama peserta konvensi adalah Ali Masykur Musa, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, Irman Gusman, Hayono Isman, Anies Baswedan, Sinyo Harry Sarundajang, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Dino Patti Djalal, dan Dahlan Iskan.

Konvensi dijadwalkan berlangsung hingga akhir Desember 2013. Dalam rentang waktu tersebut akan ada berbagai kegiatan, seperti pengenalan kandidat, wawancara media, dan survei elektabilitas para kandidat yang dilakukan oleh tiga lembaga survei.

Pada awal Januari sampai April 2014, konvensi akan memasuki babak lanjutan. Dalam periode tersebut, wawancara mendalam akan dilakukan terhadap para kandidat, dengan melibatkan komite konvensi dan tokoh lain sebagai pewawancara.

Debat antarkandidat juga akan berlangsung pada periode lanjutan itu. Sesudahnya, survei akan kembali digelar untuk menentukan hasil akhir konvensi. Masyarakat diklaim akan punya peran besar untuk menentukan pemenang konvensi, dengan merujuk hasil survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

Nasional
Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

Nasional
Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Nasional
Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com