Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Sebab Sosok Jokowi Tak Kunjung Tersaingi

Kompas.com - 12/09/2013, 13:29 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, menganggap ada empat kelebihan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang membuatnya menjadi figur terpopuler sebagai calon presiden pada periode 2014-2019. Keempat kelebihan itu menjadi modal besar karena tidak dimiliki secara utuh oleh figur lain dan membuat keinginan publik pada pencapresan Jokowi tak bisa dibantah.

Menurut Hamdi, saat ini semacam ada fenomena atau fakta sosial yang menggambarkan keinginan publik agar Jokowi menjadi presiden berikutnya. Sejumlah hasil survei dianggapnya ikut menguatkan analisis tersebut karena figur yang mencuat sebagai calon presiden terus mengerucut.

"Jokowi angkanya naik terus, tidak terbantahkan. Artinya, keinginan publik makin mengerucut inginkan Jokowi jadi presiden," kata Hamdi dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Kelebihan Jokowi, kata Hamdi, yang pertama adalah karena memiliki jiwa kepemimpinan dan integritas. Hal itu dapat dilihat selama memimpin Jakarta, Jokowi memiliki citra baik karena dinilai jujur, amanah, dan memiliki empati sosial.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Hamdi Muluk

Kedua, kata Hamdi, adalah karena Jokowi memiliki political branding yang kuat, misalnya blusukan, baju kotak-kotak, dan lainnya. Faktor ketiga adalah karena Jokowi mampu menggoda publik sehingga menjadi kasmaran kepadanya. Atas dasar itu, Hamdi yakin kejelekan Jokowi yang diembuskan oleh lawan politiknya tak akan mampu menjatuhkan kepercayaan publik padanya.

"Terakhir adalah teori epidemi sosial. Ini seperti wabah yang tidak bisa distop. Wabah ini baru akan berhenti ketika orang sudah nyoblos Jokowi," tandasnya.

Untuk diketahui, tanggapan Hamdi dilontarkan untuk menanggapi hasil survei yang dilakukan oleh SSSG. Survei dilakukan pada 25 Agustus sampai 9 September 2013 dengan melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 10 kota besar. Sepuluh kota tersebut adalah DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Balikpapan. Metode pengumpulan data dengan wawancara telepon.

Dalam hasil survei tersebut, sebanyak 45,8 persen mengaku akan memilih Jokowi bila pemilihan presiden dilaksanakan hari ini. Sementara tokoh lain yang berada di bawah posisi Jokowi adalah Jusuf Kalla (9 persen), Dahlan Iskan (7,5 persen), Prabowo Subianto (6,8 persen), Mahfud MD (5,8 persen). Sisanya adalah nama tokoh yang dipilih kurang dari 5 persen responden, dan 10 persen responden tidak memberikan jawaban.

Tingkat keyakinan hasil survei ini 95 persen dan sampling of error lebih kurang 2,77 persen. Kriteria responden di 10 kota besar ialah yang memiliki telepon rumah dan telah memiliki hak pilih pada Pemilu 2014. Sampel atau responden diambil secara acak dari nomor telepon yang terdapat di buku daftar pelanggan Telkom. Penelitian dilakukan secara independen oleh SSSG dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 60 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Nasional
Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com