Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Ini, Jero Bilang Tak Tahu tentang Uang 200.000 Dollar AS

Kompas.com - 23/08/2013, 14:26 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Penjelasan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik berubah lagi. Ketika ditanyakan kembali soal uang 200.000 dollar AS yang ditemukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi di ruangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) ESDM Waryono Karno, kali ini Jero menjawab tidak tahu-menahu soal uang tersebut.

"Termasuk uang itu, Pak Bambang (Wakil Ketua KPK) bilang, kok biaya operasional kok dollar? Itu saya keliru. Saya katakan kalau ada uang, cek saja, jangan-jangan uang operasional di Sekjen. Di pikiran saya, kalau di Sekjen, adalah uang kas mestinya. Tapi, oh kalau dollar, silakan dicek saja apa uang itu, silakan cek, saya kan enggak tahu," ungkap Jero seusai mengikuti rapat kabinet terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/8/2013).

"Segitu banyaknya ruangan, saya enggak tahu ada apa saja di situ," tambahnya kemudian.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Rudi Rubiandini dibawa keluar dari Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013). Rudi Rubiandini ditangkap Selasa (13/8/2013) malam karena diduga menerima suap dari pihak swasta. Dari rumah mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, KPK menyita sejumlah barang bukti berupa 400.000 dollar AS yang disimpan dalam tas hitam dan motor berkapasitas mesin besar merek BMW.

Sebelumnya, Jero mengatakan bahwa uang yang ditemukan itu bisa saja uang operasional kementerian. Dia mengibaratkan uang operasional itu seperti dompet bagi perorangan.

"Saya rasa itu (uang) operasional, kan biasa ada uang," kata Jero Wacik di Kementerian ESDM, Kamis (15/8/2013). 

"Orang tugas kan bawa uang," lanjut Jero.

Namun, dia mengaku tidak tahu pasti uang apa yang ditemukan KPK tersebut. Meski demikian, dia menampik uang tersebut dikaitkan dengan Partai Demokrat.

Serahkan pada KPK

Selebihnya, Jero meminta semua pihak untuk membiarkan KPK bekerja menelusuri penemuan uang tersebut lebih lanjut.

"Biarkan hukum yang bekerja, biar diperiksa nanti itu uang apa, saya terus terang memang tidak tahu sama sekali," ucapnya.

Dia pun mengaku belum melakukan investigasi internal di kementerian terkait asal usul uang yang ditemukan di ruangan Sekjen tersebut. Menurut Jero, pihaknya tidak mau mendahului proses hukum di KPK.

Penyidik KPK menemukan uang 200.000 dollar AS saat menggeledah ruangan Sekjen ESDM tak lama setelah menangkap tangan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini karena diduga menerima suap dari Komisaris Kernel Oil Pte Ltd Simon Gunawan Tanjaya pada Selasa (13/8/2013) malam. KPK pun meyakini uang di tas Wayono bukan operasional Kementerian ESDM.

"Sepertinya kok bukan dana operasional karena dana operasional di departemen itu sejauh yang saya tahu dalam bentuk mata uang rupiah," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP.

Informasi yang diperoleh Kompas, penggeledahan ruangan Waryono dilakukan karena penyidik KPK mendapatkan informasi dari Rudi. Untuk mengklarifikasi keberadaan uang tersebut, KPK pun berencana memeriksa Waryono. Namun, hingga kini, belum diketahui kapan persisnya anak buah Jero itu akan diperiksa KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com