JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Hukum dan HAM akan memindahkan sebagian narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I, Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, ke lapas sekitar atau di luar Sumatera Utara. Pasalnya, penghuni Lapas Tanjung Gusta sudah jauh melebihi kapasitas.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, kapasitas Lapas Tanjung Gusta hanya 1.054 orang. Namun, data per 1 Juli 2013, jumlah napi mencapai 2.600 orang. Mereka terlibat kasus narkotika, korupsi, terorisme, hingga pidana umum.
"Karena kelebihan kapasitas yang luar biasa, maka diminta untuk mendistribusikan sebagian napi ke lapas terdekat maupun lapas lain. Sudah banyak pengalaman soal itu (pemindahan napi)," kata Djoko seusai rapat koordinasi di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Rapat tersebut diikuti Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.
Djoko mengatakan, Kemenkum dan HAM serta seluruh lapas harus mengantisipasi agar kasus seperti di Lapas Tanjung Gusta tidak terulang. Lapas harus memperhatikan seluruh fasilitas untuk memenuhi hak-hak napi.
Seperti kasus di Lapas Tanjung Gusta, dari laporan awal, kerusuhan dipicu pemadaman arus listrik di wilayah sekitar lapas. Pihak lapas sudah berupaya menyalakan genset. Namun, kapasitas genset tidak bisa memenuhi kebutuhan listrik seluruh lapas.
"Lantaran tidak ada listrik, pasokan air bersih terhenti. Akhirnya, para napi mengamuk dan melakukan pembakaran gedung perkantoran. Genset salah satu yang perlu diantisipasi. Dilihat kembali fasilitas di lapas masing-masing. Yang penting pemenuhan hak napi tidak boleh terabaikan," ucapnya.
Denny mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan Dirjen Permasyarakatan dan seluruh kantor wilayah untuk mengantisipasi agar kasus di Lapas Tanjung Gusta tidak merembet ke lapas lain.
Khusus untuk genset, kata Denny, sebenarnya pihaknya tengah dalam proses pengadaan 100 genset untuk ditempatkan di 100 lapas. Belum dapat dipastikan kapan genset akan didistribusikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.