Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kader atau Non-Kader, Ikut Konvensi Harus Jadi Kader Demokrat

Kompas.com - 11/07/2013, 04:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Konvensi Partai Demokrat untuk menjaring bakal calon presiden dan wakil presiden dinyatakan terbuka untuk kader maupun non-kader partai itu. Namun, kandidat yang lolos mengikuti tahapan konvensi, harus telah berstatus kader partai tersebut.

“Ini kan yang bikin konvensi Partai Demokrat, jadi begitu masuk tahap konvensi, dia sudah pasti harus masuk jadi kader Demokrat. Biar sesuai dong visi dan misinya,” ujar Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, di sela buka bersama di kediaman Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf, Jakarta, Rabu (10/7/2013).

Syarief mengatakan, calon peserta konvensi dapat mendaftarkan diri, tetapi ada juga yang merupakan undangan Partai Demokrat. Seluruh calon nantinya akan diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. “Misalnya nanti akan ada 10 calon yang ikut kovensi, nanti akan ada lagi preliminary convention, yang bisa mengerucut jadi lima kandidat misalnya,” ujar dia.

Seluruh penilaian, lanjut Syarief, tetap didasarkan pada hasil survei yang dipakai Partai Demokrat. Sebelumnya partai ini menggandeng tiga lembaga survei untuk mendukung konvensi yang akan mereka gelar.

Namun, Syarief masih merahasiakan kriteria yang ditetapkan pada tahap awal pendaftaran konvensi. “Nanti akhir Agustus akan diumumkan. Kalau sekarang diumumkan, nggak akan jadi berita dong nanti,” ucap Menteri Koperasi dan UKM ini.

Syarief memastikan proses konvensi akan berlangsung transparan dan netral. Pasalnya, komite seleksi yang akan menjadi “wasit” tidak hanya berasal dari kalangan internal partai, tetapi juga dari profesional.

Diperkirakan akan ada tujuh anggota komite seleksi, dengan komposisi empat orang dari kalangan independen dan tiga orang dari internal Partai Demokrat. Syarief mengaku belum mengetahui siapa saja yang akan masuk dalam komite seleksi itu.

Hanya saja, sebut Syarief, beberapa nama dari kalangan eksternal sudah mulai digodok. “Yang pasti yang memiliki latar belakang akademisi, pengamat politik, dan bisa juga tokoh nasional,” ujar dia.

Sebelumnya, Minggu (7/7/2013), Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan tujuh butir pokok terkait konvensi Partai Demokrat. Menurut SBY, dia menyadari ada banyak bias yang terjadi terkait konvensi yang akan digelar partainya.

Dalam penjelasannya, SBY menyebutkan tentang penyusunan komite seleksi yang terdiri dari unsur internal dan independen. Komite seleksi ini yang akan menentukan kriteria dan juga mengumumkan peserta konvensi pada Agustus 2013.

Sementara peserta konvensi, sebut SBY, bisa berasal dari kader Partai Demokrat ataupun non-kader. Mereka yang lolos seleksi sebagai kandidat capres nantinya harus menjalani konvensi selama delapan bulan yang dibagi ke dalam dua tahapan.

Para peserta konvensi, papar SBY, akan disurvei oleh tiga lembaga dan hasilnya diumumkan ke publik. Setelah hasil pemilu legislatif diketahui, Partai Demokrat baru akan mengumumkan kandidat capres yang diusungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

    Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

    Nasional
    Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

    Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

    Nasional
    Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

    Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

    Nasional
    Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

    Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

    Nasional
    PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

    PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

    Nasional
    KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

    KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

    Nasional
    Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

    Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

    Nasional
    Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

    Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

    Nasional
    Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

    Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

    Nasional
    Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

    Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

    Nasional
    Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

    Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

    Nasional
    Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

    Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

    Nasional
    Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

    Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

    Nasional
    Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

    Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

    Nasional
    KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

    KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com