Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meskipun Ramadhan, KPK Janji Tetap "Speed Up"

Kompas.com - 06/07/2013, 15:20 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun sebagian pegawainya berpuasa saat Ramadhan yang kemungkinan dimulai pada pertengahan Juli ini, Komisi Pemberantasan Korupsi berjanji untuk tidak mengurangi kecepatannya dalam menangani kasus-kasus.

"Tidak ada kata libur dalam penegakan hukum. Kalau biasa kantor-kantor di bulan Ramadhan energinya dikurangi, kalau KPK engak ada, sama saja. Kalau dalam penegakan hukum, tidak ada yang begitu," kata Ketua KPK Abraham Samad yang ditemui di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (5/7/2013) malam.

Saat ditanya apakah ada kejutan yang akan dilakukan KPK seperti menahan seorang tersangka pada bulan Ramadhan, Abraham menjawab, "Berdoa saja supaya ada yang begitu," ucap Abraham.

Sejauh ini, belum semua tersangka kasus dugaan korupsi ditahan KPK. Sebut saja mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait proyek Hambalang, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Emir Moeis yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan Lampung. Ketiga tersangka ini belum ditahan meskipun pemeriksaan saksi-saksi sudah dilakukan KPK.

Berbeda dengan Abraham, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto justru mengisyaratkan akan ada kabar baik dari KPK pada saat Ramadhan nanti. Namun, Bambang enggan mengungkapkan kabar baik tersebut.

Apakah kabar baik itu? Kita tunggu saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com