Benarkah Hanura sudah mempertimbangkan pencalonan keduanya? Sudahkah Hanura melakukan kalkulasi politik dan survei untuk melihat tingkat elektabilitas partai dan tokoh yang diajukan sebagai capres?
Setiap kali ditanyakan soal survei terhadap sosok Wiranto-Hary Tanoe, para politisi Hanura tidak pernah menjawab lugas. Ketua DPP Partai Hanura Samuel Koto bahkan menjawab pertanyaan ini dengan nada tinggi. Menurutnya, Hanura tidak bodoh ketika memutuskan mencalonkan Wiranto-Hary Tanoe dalam pilpres. Namun, saat ditanyakan soal survei, Samuel hanya memberikan jawaban diplomatis.
"Survei tidak akan mengubah langkah ataupun visi dan misi partai kami," ucapnya tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Ketua Fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding, suksesor merapatnya Hary Tanoe ke Partai Hanura, memberikan jawaban senada. Sudding menyebut Hanura sebagai partai penerobos tradisi.
"Inilah hebatnya Partai Hanura, menerobos pakem seperti itu. Tidak ada satu partai politik pun yang usung capres dan cawapres sendiri. Inilah bangsa kita ini, saling tersandera. Kami lebih pilih berkoalisi dengan rakyat," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Saleh Husin menjelaskan bahwa pertimbangan utama mencalonkan Wiranto-Hary Tanoe adalah keinginan para kader di daerah. Terkait elektabilitas, Saleh mengatakan, survei internal menunjukkan hasil yang positif.
"Hasilnya bagus, cukup baik. Trennya naik terus. Kalau ada hasil lain dari lembaga survei di luar, itu hanya kami jadikan masukan. Yang jelas di dalam survei kami ini, hasilnya, baik elektabilitas partai maupun Pak Wiranto, naik," ucapnya.
Namun, saat ditanyakan soal survei Wiranto setelah dipasangkan dengan Hary Tanoe, Saleh tidak menjawabnya.
Lantas, bagaimana nasib pencalonan Wiranto-Hary Tanoe ke depan jika tak ada satu tolok ukur yang bisa meyakinkan pasangan ini bisa meraih kemenangan dalam pilpres?
"Yang jelas kami harus kerja ekstra keras," kata Ketua DPP Partai Hanura Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.