Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Ruang Berita Pemilu, TV Dikritik

Kompas.com - 27/06/2013, 08:04 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat (KPU) Husni Kamil Manik mengkritik media televisi yang tidak banyak memberi ruang untuk pemberitaan pemilu 2014. Padahal, peran televisi sangat penting untuk mendidik pemilih lantaran paling banyak diakses rakyat Indonesia dibanding media lain.

"Saya tidak melihat banyak TV yang memberi porsi untuk pemilu 2014 . Peluang sedikit itu harus dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya," kata Husni saat diskusi Peran Media Televisi Mencerdaskan Pemilih dalam Pemilu 2014 yang digelar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Hotel Arya Duta, Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Husni memberi contoh masih banyaknya orang yang belum tahu tanggal pencoblosan pemilu legislatif, yakni 9 April 2014 . Bahkan, ada caleg yang juga tidak tahu. Mereka sudah melakukan kampanye tanpa memberitahu rakyat kapan harus dipilih.

Selain mengenai hal-hal prosedural, Husni juga menyoroti minimnya informasi yang subtansial. Masyarakat masih banyak yang tidak tahu ideologi masing-masing parpol.

Tokoh pers Atmakusuma Astraatmadja berharap semua media tetap berpegang kepada standar jurnalistik profesional dalam memberitakan apapun, khususnya pemilu. Media harus objektif dan komprehensif. Media jangan hanya sepihak dalam memberitakan sehingga terbebas dari gugatan hukum.

Atmakusuma memberi contoh pernyataan presenter salah satu televisi nasional bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi merupakan keputusan pemerintah yang antirakyat. "Saya pikir, itu pendapat siapa?" kata dia.

Pimpinan Redaksi SCTV dan Indosiar Nurjaman Mochtar mengatakan, tidak berimbangnya porsi pemberitaan untuk setiap parpol akibat adanya parpol yang tidak bisa menarik perhatian media.

Ia memberi contoh Partai Golkar yang paling banyak diberitakan media di pemilu sebelumnya. Menurut dia, hal itu terjadi lantaran Golkar banyak melakukan kegiatan menarik.

Sebaliknya, ada parpol yang sama sekali tidak diberitakan media berdasarkan hasil pemantauan LSM asing. Setelah dicari tahu, kata Nurjaman, ternyata kebijakan parpol tersebut memilih diam.

"Buat jurnalis, siapa yang pintar buat event, peristiwa, mau pura-pura atau tidak, itu yang kita beritakan. Saya tantang semua parpol buat hal menarik dan positif," kata Nurjaman.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengkritik masih adanya media atau jurnalis yang memberitakan atas pesanan pihak tertentu dengan imbalan uang. Hal itu sudah menjadi rahasia umum, kata Mahfud. Kritikan Mahfud lainnya terkait intervensi pemilik modal terhadap redaksi.

Meski demikian, Mahfud menilai intervensi pemilik modal yang bergabung dengan parpol tidak akan mengganggu keseimbangan informasi yang diterima publik.

Ia memberi contoh TV A memberitakan secara khusus partai A. TV lainnya, kata Mahfud, tidak memberikan hal yang sama. "Sisanya kan tetap objektif," kata Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com