Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Mahfudz untuk Tifatul: Santai Saja, Bro!

Kompas.com - 19/06/2013, 12:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretariat Gabungan, yang mewadahi partai-partai koalisi pendukung pemerintah, akan menggelar rapat terkait posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam koalisi. Rapat ini akan diadakan dalam waktu dekat.

Dari wacana yang berkembang, setelah PKS menyatakan menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, partai itu berpeluang didepak dari koalisi, atau jatah kursi menterinya akan berkurang. Saat ini, ada tiga orang kader PKS yang duduk sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II, salah satunya Tifatul Sembiring. Menteri Komunikasi dan Informatika ini sempat menyatakan kekecewaannya atas sikap yang diambil PKS dalam menyikapi rencana kenaikan harga BBM.

Menanggapi kekecewaan Tifatul, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq berpesan kepada rekan separtainya itu.

"Santai saja, Bro!" kata Mahfudz, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Tifatul, yang juga anggota Majelis Syuro PKS, mengatakan, sikap penolakan itu tak sesuai dengan enam kesepakatan para petinggi PKS di Lembang, Jawa Barat, sebelum rapat paripurna. Menurutnya, seharusnya partai koalisi pun bereaksi saat fraksi PKS berdiri dalam barisan penolak kenaikan BBM dalam voting di forum rapat paripurna, Senin (17/6/2013).

Terkait desakan agar PKS keluar dari koalisi, kata Mahfudz, sudah lama diembuskan partai koalisi. Mahfudz mengatakan, hal itu tidak memengaruhi partainya karena desakan itu tak langsung dikeluarkan oleh Ketua Setgab, Susilo Bambang Yudhoyono. 

"Ini cerita lama, bahkan dari dua minggu lalu kami ingat ada partai yang begitu semangat ingin mengeluarkan PKS dari koalisi sebelum dilakukan voting," ucap Mahfudz.

Saat ditanya apakah partai yang mendesak didepaknya menteri dan PKS dari koalisi menghendaki kursi menteri PKS, menurutnya, hal itu bisa saja terjadi. Namun, wewenang mengangkat dan mencopot menteri ada di tangan Presiden SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Nasional
    SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

    SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

    Nasional
    Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

    Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

    Nasional
    Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

    Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

    Nasional
    KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

    KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

    Nasional
    Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

    Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

    Nasional
    Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

    Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com