Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: KPK Mangkir Lagi dari Rapat Timwas Century

Kompas.com - 19/06/2013, 11:34 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mangkir dari undangan rapat bersama tim pengawas (timwas) bailout Bank Century, Rabu (19/6/2013). Mereka beralasan, waktu pelaksanaan dinilai terlalu mepet dengan agenda rapat sebelumnya.

Dalam surat KPK No: B-1537/01/06/2013 tanggal 18 juni 2013 yang ditujukan kepada Wakil Ketua DPR RI Mohammad Sohibul Iman dijelaskan bahwa ketidakhadiran dikarenakan jangka waktu agenda rapat terlalu singkat dengan agenda rapat sebelumnya yang baru diselenggarakan pada 5 Juni 2013.

Oleh karenanya, KPK meminta tenggang waktu yang lebih panjang untuk dapat menghadiri undangan dari pimpinan DPR RI. Selain itu, KPK juga beralasan bahwa hasil penyidikan tidak dapat disampaikan selain ke pengadilan.

Surat dari KPK ditandatangani oleh Wakil Ketua KPK Zulkarnain dan ditembuskan ke pimpinan KPK. Padahal seharusnya, agenda rapat adalah untuk melakukan pembahasan tertutup dalam rangka membicarakan progress report penanganan kasus Bank Century.

Saat dikonfirmasi, anggota Timwas Century, Fahri Hamzah, menduga KPK hanya mencari alasan untuk kembali mangkir dari rapat bersama mereka. Menurut Fahri, KPK tidak hadir lantaran dalam undangan rapat disebutkan bahwa Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (BW) tidak diperkenankan hadir dalam rapat hari ini.

"Saya khawatir KPK kekurangan orang karena saya mendengar BW agar tidak dilibatkan. BW kan yang paling menguasai masalah ini," ujarnya.

Rapat Timwas bersama KPK sebelumnya berlangsung panas. Baik KPK maupun Timwas sama-sama mengeluarkan sindiran. Meski KPK tidak hadir hari ini, rapat tetap digelar oleh tim kecil Timwas Century. Wakil Ketua DPR Sohibul Iman memimpin rapat tim kecil tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com