Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah SBY Dianggap untuk Mempertahankan Citra

Kompas.com - 10/02/2013, 14:59 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan yang diambil Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan memegang kendali urusan partai menuai berbagai komentar. Seperti diketahui, seusai pertemuan dengan para anggota Majelis Tinggi, Jumat (8/2/2013) malam, SBY menyatakan akan mengambil alih kendali Demokrat dan meminta Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum untuk berkonsentrasi pada kasus hukum yang diduga melibatkan dirinya. Sebelumnya, dalam lawatannya ke Arab Saudi, SBY menyempatkan diri memberikan penyataan. Ia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memperjelas status hukum Anas.

Pengamat politik Yudi Latief menilai, sikap yang diambil SBY otoriter.

"SBY menentukan sampai proses hukum selesai oleh KPK. Itu karena dia terbayang dengan ketakutannya sendiri," kata Yudi, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (10/2/2013).

Menurutnya, SBY menunjukkan ketakutan terhadap masa depan Demokrat pada Pemilu 2014, seiring semakin merosotnya tingkat elektabilitas partai bentukannya itu. "Walau bagaimana, SBY ingin menyelamatkan figurnya," kata Yudi.

Yudi mengatakan, cara SBY dengan menyelamatkan figurnya adalah jalan aman. Selama ini, menurutnya, SBY dikenal selalu mengedepankan pencitraan dalam pengambilan keputusan. 

"Pengambilan jalan penyelamatan Demokrat pun dengan citra aman. Hal itu termasuk karena adanya persepsi Demokrat yang selama ini ramai aktor pentingnya adalah Anas," ujarnya.

"SBY tidak ambil jalan ekstrim dengan meminta Anas mundur, tetapi dengan menyangkutkan Anas dalam hal kasus di KPK. Dengan cara itu, nantinya pengikut Anas yang tadinya marah bisa menerima. SBY bisa merasa melangkah jauh dengan hal ini," papar Yudi.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

    Nasional
    Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Nasional
    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Nasional
    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Nasional
    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    Nasional
    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Nasional
    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com