Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Masih Ada Mafia Tanah di BPN

Kompas.com - 26/12/2012, 23:21 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsorsium Pembaruan Agraria menduga, masih banyak mafia tanah yang berkeliaran di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Indikasinya, proses penetapan tanah telantar terhenti di BPN, meskipun sudah ada ketentuan berupa Peraturan Pemerintah sejak tahun 2010.

Menurut Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria, Idham Arsyad, sejak tahun 2010, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Telantar.

PP ini, lanjut Idham, diharapkan dapat mencegah adanya spekulasi tanah, dari pengusaha yang sudah diberikan hak atas tanahnya oleh negara tetapi tidak dipergunakan semestinya oleh pengusaha. PP ini telah ditindaklanjuti oleh Peraturan Kepala BPN, yang secara tegas menyebutkan bahwa salah satu tujuan dari pendayagunaan tanah terlantar adalah untuk kepentingan rakyat melalui program reforma agraria.

"Peraturan ini mendapat tantangan dari pengusaha, khususnya pengusaha di sektor perumahan, tetapi mendapat apresiasi dari gerakan agraria karena bisa memilah pengusaha spekulan dan pengusaha sungguh, dan objek tanah telantar juga bisa digunakan untuk kepentingan rakyat yang tidak punya tanah," kata Idham di Jakarta, Rabu (26/12/2012).

Namun sejak PP Tanah Telantar diterbitkan, belum ada realisasi yang jelas dari BPN untuk menindaklanjutinya. Terhentinya proses penetapan tanah telantar ini menurut Idham, mengindikasikan ada mafia tanah yang masih berkeliaran di BPN.

"Terhentinya proses penetapan tanah telantar ini menunjukkan tidak adanya komitmen politik BPN dalam menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab, karena pada dasarnya aturan PP Tanah telantar menjadi jalan untuk menyaring mana pengusaha spekulan tanah dan mana pengusaha yang bersungguh-sungguh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com