Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan Mendung untuk Ical

Kompas.com - 21/10/2012, 16:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah survei menempatkan Partai Golkar berada di posisi teratas. Demikian pula survei Political Weather Station (PWS) yang dirilis Minggu (21/10/2012). Survei PWS bahkan menempatkan Golkar unggul dari sisi popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Namun, hal ini ternyata tak berbanding lurus dengan popularitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical, yang telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden pada Pemilu Presiden 2014 mendatang. Nama Ical belum terlalu dikenal publik. Sosok Jusuf Kalla masih menjadi kandidat terkuat Partai Golkar. 

"Dipilihnya Partai Golkar ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas) dan popularitas Ketua Umum Partai Golkar yang juga sebagai calon presiden dari partai ini, Aburizal Bakrie," ujar Direktur Riset PWS Marseder Marbun, Minggu (21/10/2012) di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan.

Berdasarkan survei PWS, saat responden ditanya soal keterkenalan tokoh-tokoh Golkar, Ical justru kalah dengan Jusuf Kalla. Popularitas Jusuf Kalla masih yang teratas dengan 95,88 persen. Selanjutnya diikuti Aburizal Bakrie 90,09 persen, Priyo Budi Santoso 80,37 persen, Akbar Tanjung 80,17 persen, Fadel Muhammad 50,37 persen, Agung Laksono 46,63 persen, Hajriyanto Y Thohari 35,42 persen, dan Sharif Cicip Sutarjo 31,96 persen.

Sementara untuk kesukaan (akseptabilitas) terhadap tokoh Golkar, Jusuf Kalla kembali tertinggi dengan 70 persen, selanjutnya Priyo Budi Santoso 49 persen, Aburizal Bakrie 45 persen, Akbar Tandjung 40,84 persen, Fadel Muhammad 35,6 persen, Agung Laksono 32,89 persen, Hajriyanto Y Tohari 23,64 persen, dan Syarif Cicip Sutarjo 19,71 persen. Dari segi keterpilihan (elektabilitas), nama Jusuf Kalla lagi-lagi masih teratas dengan 22,42 persen, selanjutnya Aburizal Bakrie 16,32 persen dan Priyo Budi Santoso 12,24 persen.

"Kami melihat, dari hasil survei ini ada awan mendung yang menyelimuti pencalonan Aburizal Bakrie. Meski dia sudah disetujui dalam kongres, namun melihat hasil ini menjadi tidak pas. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan Ical untuk mencalonkan dirinya," kata Marbun.

Marbun menjelaskan, turunnya kepopuleran, kesukaan, dan keterpilihan Ical disinyalir karena beberapa persoalan, di antaranya, kasus Lapindo dan konflik internal yang ada di tubuh Golkar.

"Selain itu, faktor sentimen Jawa dan non-Jawa juga masih mempengaruhi," ujarnya.

Dengan waktu tersisa sekitar dua tahun, menurut Marbun, Ical harus memanfaatkannya dengan maksimal. "Dia harus mendapatkan setidaknya dua kali lipat dari tingkat dukungan masyarakat yang ada saat ini," katanya.

Pada survei ini, PWS melakukannya di 33 provinsi di Indonesia dan dilaksanakan pada 15 September hingga 15 Oktober 2012. Jumlah sampel yang digunakan yakni 1.070 responden dengan margin of error lebih kurang 3 persen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni multistage random sampling. Sementara teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.

Marbun mengakui, survei ini dilakukan dalam rangka menjelang Rapat Koordinasi Partai Golkar yang akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2012.

Baca juga:
Ini Kriteria Cawapres Ideal Menurut Ical
Ini Tiga Parpol Terpopuler Versi Survei PWS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com