Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asvi: Pindahkan Makam Tan Malaka ke Kalibata

Kompas.com - 09/01/2012, 14:04 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta untuk segera memindahkan makam tokoh revolusioner beraliran kiri Tan Malaka yang diduga berada di desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur ke TMP Kalibata. Lokasi itu ditemukan setelah Sejarawan Harry A Poeze melakukan penelitian selama 46 tahun.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Marwan Adam mengatakan, dari sisi historis perjalanan Tan Malaka kini sudah selesai. Menurutnya, penelitian Harry Poeze telah membuktikan bahwa salah satu tokoh penggagas konsep Republik Indonesia itu memang ditembak mati, pelakunya siapa dan akhir hayatnya di mana.

"Bahkan Soekarno sudah menetapkan Tan Malaka sebagai pahlawan nasional pada 23 Maret 1963. Jadi sangat ironis bila Tan Malaka yang sudah diangkat sebagai pahlawan di negara ini, tidak dipastikan makamnya, padahal lokasinya sudah diketahui," ujar sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Asvi Warman Adam, di Jakarta, Senin (9/1/2011).

Menurut Asvi, penggalian makam tokoh nasional ini bukan yang pertama. Ia mencontohkan, pada 1975, Sekretaris Jenderal Departemen Sosial Rusiah Sardjono pernah melakukan penggalian di pertambangan Bayah, Banten, untuk menemukan jenazah Komandan PETA yang berontak terhadap Jepang, Supriadi.

"Dan dari hasil forensik secara jelas juga menunjukan ketidakcocokkan kerangka jenazah dengan ciri-ciri yang disebutkan keluarga. Namun, Supriadi tetap dijadikan pahlawan nasional," katanya.

Selain itu, ditambahkan Asvi, Oto Iskandar Dinata yang dibunuh dan jenazahnya dibuang ke Pantai Mauk, Tanggerang, pada Desember 1945, pun diperlakukan secara baik oleh pemerintah. Oto diangkat sebagai pahlawan nasional pada 1973. Pemerintah Daerah Jawa Barat kemudian mengambil pasir di Pantai Mauk untuk dijadikan ikon secara simbolik di Lembang.

Menurut Asvi, dalam kasus Tan Malaka ini, pemerintah terkesan lepas tangan. Apalagi, katanya, pemerintah, khususnya Kementerian Sosial sama sekali tidak mengeluarkan dana untuk melakukan penggalian ataupun pengujian tes DNA jenazah yang diduga adalah Tan Malaka.

"Negara ini membutuhkan ikon, atau situs peringatan. Jadi, saya berpandangan, alangkah lebih baik jika sisa-sisa kerangka Tan Malaka dipindahkan ke Makam Kalibata. Ini semua menunjukkan, bahwa sama saja dengan orde baru, bahwa meskipun sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, tapi terkesan Tan Malaka ini tidak diakui sebagai pahlawan," katanya.

Ditambahkan Asvi, alasan Kementerian Sosial bahwa tidak ada anggaran untuk memindahkan makam Tan Malaka tidak bisa dijadikan alasan. Pasalnya, menurut dia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 pasal 33 ayat 6, tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan menyatakan pemegang gelar pahlawan nasional berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Utama.

"Jadi saya harapkan Depsos juga agar bisa lebih aktif dalam proses ini semua. Tidak hanya pemindahan makam, tetapi juga proses penggalian makam. Paling tidak Kemensos bisa menanyakan perkembangannya sampai mana. Ini yang kita harapkan, agar negara ini lebih menghargai pahlawannya yang sudah memberikan jasa-jasanya terhadap negara ini," kata Asvi.

Tan Malaka atau Ibrahim Datuk Tan Malaka lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897 dan meninggal pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung. Ayahnya adalah Rasat Bagindo Malano dan ibunya bernama Sinah.

Tan Malaka merupakan salah satu penggagas konsep Republik Indonesia. Ide dan gagasan pemikirannya dapat diketahui melalui tulisan-tulisannya, antara lain Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) tahun 1925 dan Massa Actie yang ditulis tahun 1926. Perantauan pemikirannya ditulis dalam buku Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com