Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari Harapkan Bantuan RS Mayapada

Kompas.com - 22/09/2011, 21:28 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpidana kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, Antasari Azhar, meminta majelis hakim untuk memperkenankan pihaknya kembali menghadirkan saksi-saksi yang dapat menguatkan novum. Permintaan ini disetujui oleh majelis hakim.

"Ketika anda ingin menghadirkan saksi-saksi tertentu yang belum pernah hadir untuk back up novum, anda, kami persilakan. Silakan datangkan ke sidang ini," ujar Ketua Majelis Hakim, Aminal Umam, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2011).

Namun, Antasari mengharapkan bantuan, baik dari jaksa maupun pengadilan, untuk membantunya menghadirkan saksi dari tim medis Rumah Sakit Mayapada. Rumah sakit ini yang menangani jenazah Nasrudin, saat ia tewas tertembak.

Menurut Antasari, pihaknya telah berusaha sejak awal sidang pidananya untuk menghadirkan tim medis. Namun, sangat sulit untuk mendapatkan persetujuan tersebut.

"Seorang terpidana ingin mencari kebenaran, tapi dia tidak dapat difasilitasi oleh negara. Kami coba datang sendiri tapi ketika kami menyurati RS Mayapada, hanya untuk meminta nama paramedis, itu tidak dilayani, karena bukan permintaan dari pengadilan. Mungkin dari Jaksa bisa membantu kami untuk memfasilitasinya," ujar Antasari.

Namun, permohonan bantuan Antasari kepada Jaksa ditolak. "Kami kembali pada tugas jaksa penuntut umum untuk membuktikan dakwaan di persidangan jadi karena saat ini menyangkut pada pemohon yang ingin menghadirkan saksi yang harus menghadirkan tentu dari pemohon. Kami tidak punya kewenangan dan kepentingan untuk itu. Kami tidak melakukannya," ujar salah seorang Jaksa.

Berusaha menerima dengan lapang dada jawaban jaksa tersebut, akhirnya Antasari mengungkapkan keinginannya itu pada media dan berharap Rumah Sakit Mayapada dapat menyaksikan permohonannya itu.

"Kita butuh saksi RS Mayapada karena dia yang menerima korban pertama. Terus sekarang siapa yang bisa menghadirkan, kalau kita sudah surati pun tidak digubris. Semoga rumah sakit Mayapada dapat menyaksikan permintaan kami ini dan terketuk hatinya untuk membantu kami mencari keadilan," tutup Antasari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com