Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla Bicara tentang Soeharto

Kompas.com - 08/06/2011, 12:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, Soeharto, Presiden ke-2 RI, adalah peletak dasar pembangunan bangsa Indonesia. Memulai tugasnya sebagai presiden pada tahun 1965 saat Indonesia dilanda krisis ekonomi dengan tingkat inflasi mencapai 600 persen, menurut Kalla, Soeharto menjalankan tugasnya secara terperinci sehingga mampu meletakkan dasar dengan baik. Hal itu disampaikan Kalla ketika memberikan kata sambutan dalam acara "Mengenang 90 Tahun H. M Soeharto", sekaligus peluncuran buku berjudul Pak Harto: The Untold Stories di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (8/6/2011).

"Kita lihat pidato Beliau beberapa tahun lalu, selalu mengumandangkan pertanian, cangkul, perairan, dan lain lain. Setelah itu, baru memulai tentang industri, dan kemajuan yang lain. Tahap-tahap itulah yang sebenarnya memberikan dasar yang baik bagi ekonomi kita," kata Kalla.

Menurut Kalla, kehidupan bernegara saat ini adalah pengulangan dasar yang diletakkan oleh Soeharto. Ia menilai, Soeharto sangat teguh memegang dasar Pancasila, pertumbuhan, dan pemerataan stabilitas nasional. "Beliau dengan sadar dan sangat keras memegang Pancasila sebagai pegangan. Dan kita baru lagi berbicara tentang Pancasila. Sekarang, justru karena kita melupakan hal itu,  maka kita harus menguji kembali apa yang dipegang teguh oleh Soeharto," ujar Kalla.

Sebagai manusia biasa, lanjutnya, Soeharto tentu memiliki kekurangan-kekurangan semasa hidupnya. Namun, kekurangan tersebut harus dijadikan pembelajaran bagi bangsa ini. "Akan tetapi, saya yakin, dibanding apa yang telah dibuat oleh Beliau bagi bangsa ini, neracanya pasti  jauh lebih baik daripada kekurangan Beliau," katanya.

Kalla lantas bercerita mengenai pertemuan terakhirnya dengan Soeharto saat bersilaturahim pada hari raya Idul Fitri tahun 2005. Dalam pertemuan tersebut, Soeharto mengucapkan pesan terakhir sebelum meninggal dunia pada 27 Februari 2008 yang cukup berkesan bagi Kalla. "Satu bulan setelah perdamaian Aceh selesai tahun 2005, Beliau berpesan kepada saya 'Pak Jusuf, jaga negeri ini, jagalah terus negeri ini'," katanya menirukan ucapan Soeharto.

Ia melanjutkan, "Saya bilang kepada Beliau, 'Terima kasih Pak, saya akan jaga negeri ini," kenang Kalla.

"Jadi, janganlah nanti terulang lagi kata majalah Time kalau Indonesia adalah negara yang tidak pernah menghormati pemimpinnya. Kita harus menghormati Soeharto karena Beliau mempunyai jasa yang sangat besar bagi bangsa ini," ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com