Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Pejabat Jangan Segan ke Lapangan

Kompas.com - 04/10/2010, 15:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para para menteri yang terkait dengan sistem transportasi untuk tidak segan-segan memberikan sanksi kepada para petugas yang lalai dalam menjalankan tugasnya. Presiden mengaku prihatin dengan kondisi keamanan transportasi saat ini. "Kalau ada kelalaian dari petugas, apalagi menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan materi yang besar, berikan sanksi. Jangan ragu-ragu," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (4/10/2010).

Presiden menegaskan agar para pejabat terkait untuk tak segan turun ke lapangan guna memastikan pengelolaan transportasi darat, laut, dan udara berjalan dengan baik. Presiden meminta para pejabat terkait untuk memastikan jasa transportasi yang aman bagi masyarakat. Presiden juga meminta agar pejabat terkait mengupayakan sarana dan prasarana transportasi yang terbaik. "Kalau diperlukan teknologi, sistem, sarana dan prasarana untuk menjamin keselamatan, silakan dilengkapi," tegasnya.

Sebelumnya, pada Senin ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyampaikan secara resmi kronologi kejadian tertabraknya Kereta Api Senja Utama oleh KA Argo Bromo Anggrek di Stasiun Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah. Kecelakaan tersebut disebabkan karena KA 4 Argo Bromo Anggrek yang melanggar sinyal merah.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemhub Tundjung Inderawan mengatakan, kejadian yang berlangsung pada Sabtu (2/10/2010) pukul 02.45 tersebut terjadi karena masinis KA Argo Bromo Anggrek, M Halik Rudianto, tidak mematuhi peringatan. Saat kejadian, KA 116 Senja Utama Semarang jurusan Jakarta-Semarang tiba di Stasiun Petarukan dan berhenti di jalur (spoor) III karena menunggu kedatangan KA 101 Senja Utama Kediri jurusan Jakarta, yang akan melintas di jalur II pada pukul 02.44 WIB.

Kemudian, kata Tundjung, KA 4 Argo Bromo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya direncanakan akan dimasukkan ke spoor I setelah KA 101 Senja Utama Kediri lewat. Namun, tiba-tiba KA 4 Argo Bromo Anggrek berjalan langsung di spoor III dan menabrak KA 116 Senja Utama Semarang pada pukul 02.45. "Padahal, sinyal masuk Stasiun Petarukan menunjukkan merah atau posisi tidak aman," kata Tundjung dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (4/10/2010).

Tundjung enggan menjelaskan penyebab masinis KA Argo Bromo Anggrek mengabaikan sinyal bahaya tersebut. Dia mengatakan, saat ini penyelidikan terhadap kelalaian petugasnya itu sedang diselidiki oleh kepolisian setempat bersama Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Akibat ditabrak, badan kereta rangkaian terakhir KA 116 Senja Utama Semarang ringsek. Pada kereta yang sama, satu gerbong terguling, yakni gerbong K2 91547. Adapun satu gerbong lainnya (K2 91506) anjlok. Kecelakaan tersebut telah menyebabkan 34 orang meninggal dunia dan 36 orang lainnya mengalami luka-luka. Kepada keluarga korban, PT Kereta Api memberikan santunan Rp 65 juta dan biaya pengobatan penuh kepada korban luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com