Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ary Tolak Mentah-mentah Pernyataan Kapolri

Kompas.com - 07/11/2009, 09:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perantara uang suap antara Anggodo Widjojo dan pihak yang diduga pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ary Muladi, menolak mentah-mentah pernyataan Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri yang menyatakan bahwa Ary tak pernah mencabut keterangannya dalam Berita Acara Perkara (BAP) di depan penyidik Mabes Polri.

Melalui kuasa hukumnya, Sugeng Teguh Santosa, Ary membantah pernyataan Kapolri di dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III Kamis malam. "(Pernyataan BHD) ya ditolak," tutur Sugeng kepada Kompas.com, Sabtu (7/11).

Sebelumnya, Sugeng menjelaskan bahwa kliennya telah mencabut keterangannya di Mabes Polri pada tanggal 18 Agustus 2009. Keterangan Ary pertama kali yang mengaku memberi uang Rp 5,1 miliar langsung ke tangan dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, dibatalkannya. Ary mengaku "memakai jasa" seseorang bernama Yulianto untuk menyampaikan uang tersebut.

Namun, menurut Sugeng, Polri selalu mengarahkan agar Sugeng mengakui kronologis seperti yang dibuatnya dalam BAP pertama. Ada kejanggalan yang ditangkap Ary dan Sugeng. "Nah, di situlah kelihatan polisi punya kepentingan dengan pernyataan AM memberi uang itu langsung (ke pimpinan KPK). Kenapa berkepentingan polisi itu?" ujar Sugeng.

"Kepentingan polisi kan membuat terang tindak pidana. Apabila saksinya tidak memberikan maka dibuatlah seperti itu," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com