Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarik RUU, Pemerintah Tak Siap dan Cuma Pentingkan Citra

Kompas.com - 16/09/2009, 17:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Semua fraksi, kecuali Partai Demokrat, mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah menarik RUU Rahasia Negara dari pembahasan di DPR RI.

Menurut semua fraksi, pemerintah telah menyia-nyiakan investasi waktu, tenaga, dan uang yang sudah dikeluarkan sejak drafnya diusulkan oleh pemerintah ke Komisi I DPR RI. Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Effendi Choirie, mengatakan fraksinya prihatin dan kecewa dengan keputusan ini.

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Choi ini, sejak awal pemerintah memang tak siap dalam menggodok substansi dan konsepsi mengenai rahasia negara di tengah sistem negara demokrasi dan keberadaan UU kebebasan informasi publik.

"Ini menandakan, pemerintah tak siap atas substansi dan koordinasi antar-departemen. (Hal itu) terekspresikan betul pada kehadiran saat pembahasan. Terekspresikan, (pemerintah) keteteran di depan publik ketika hadapi LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang mengatasnamakan publik. (Pemerintah) enggak sanggup buat penjelasan kepada mereka kalau ini untuk kepentingan Indonesia," ujar Gus Choi di depan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dalam rapat kerja Komisi I dan Menhan, Rabu (16/9).

Hal itu terlebih lagi ketika akhirnya pemerintah mengesankan seolah-olah dewanlah yang mendesak dan berkehendak agar RUU ini segera disahkan pada periode ini. "Sekali lagi saya nyatakan, kami kecewa dan prihatin karena sejak awal pemerintah tak lakukan konsolidasi substansi dan materi," ungkap Gus Choi.

Gus Choi justru mengatakan bahwa sikap pemerintah yang menarik RUU ini hanya sekadar didasarkan pada tekanan yang berasal dari publik. Untuk memperoleh citra yang baik, maka permintaan publik dipenuhi. Anggota Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), Ali Mochtar Ngabalin, juga secara keras menyatakan bahwa fraksinya sangat kecewa dengan keputusan pemerintah.

"Apresiasi saya atas ketidakkonsistenan pemerintah. Presiden itu cenderung plin-plan, mencla-mencle. Ini menunjukkan rendahnya adab politik pemerintah. Tidak boleh terulang lagi," ujar Ngabalin.

Ngabalin merujuk pada proses panjang yang sudah dipakai pemerintah dan DPR untuk membahas RUU ini. Padahal, draf RUU diusulkan oleh pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com