Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambahan Anggaran Pertahanan Jangan Ditunda

Kompas.com - 29/07/2009, 21:51 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Penambahan anggaran pertahanan pemerintah untuk alat utama sistem senjata atau alutsista sudah tidak dapat ditunda lagi. Untuk membentuk pasukan tempur udara yang tangguh dan mampu menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia dibutuhkan waktu bertahun-tahun, sehingga dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan.

Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU Marsma TNI Bambang P Priyono menegaskan, pasukan tempur udara dibentuk dengan latihan bertahun-tahun. Jadi, pembelian materiil sarana tempur seperti pesawat ataupun helikopter harus dilakukan agar latihan pasukan TNI AU dapat optimal.

"Tidak bisa begitu perang baru peralatan tempur diadakan. Bagi prajurit, tidak mudah menyesuaikan diri dengan sarana pendukung udara seperti pesawat maupun helikopter," katanya seusai Peringatan Hari Bakti Ke-62 TNI AU Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7).

Dalam upacara tersebut, bertindak selaku Inspektur Upacara Marsma TNI Bambang P Priyono. Sementara komandan upacara diserahkan kepada Letkol Tek Ginda.

Menurut Priyono, pemerintah mendatang harus benar-benar memerhatikan alokasi anggaran pertahanan dalam negeri, termasuk pengadaan alutsista. Pembentukan armada tempur udara yang tangguh akan memperkuat citra dan posisi tawar bangsa dalam sejumlah konflik seperti di area perbatasan. Kecelakaan sejumlah pesawat TNI belakangan ini akan membuat sarana latihan menjadi kian terbatas.

Kendati hanya berbekal sarana yang terbatas, pihak TNI AU tetap berkomitmen melakukan latihan baik rutin maupun secara khusus. Hal itu, kata dua, sudah menjadi tanggung jawab bela negara bagi masing-masing prajurit TNI AU.

Terkait semakin rawannya konflik di perbatasan, TNI AU tetap mengedepankan penyelesaian secara persuasif. Menurut Priyono, perang hanya dijadikan alternatif terakhir saat penyelesaian konfliks ecara persuasif menemui jalan buntu.

Disinggung mengenai daerah-daerah yang rawan gesekan dengan patroli tentara negara tetangga, Priyono menyebutkan, TNI AU memang sedang mengkhususkan perhatian ke sejumlah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Sementara itu, dalam sambutan Kepala Staf TNI AU yang dibacakan dalam pelaksanaan Hari Bakti ke-62 TNI AU, Marsekal TNI Subandrio berpesan, tantangan tugas TNI AU ke depan justru semakin berat. Hal ini seiring dinamika kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan cara pikir yang kreatif, rasional, dan sinergis dari prajurit TNI AU dalam mencari solusi yang terbaik dalam setiap pemecahan masalah.

Pada peringatan Hari Bakti ke-62 tersebut, TNI AU Bakorda Bandung mengadakan beberapa kegiatan, antara lain bakti sosial berupa donor darah, korve massal, ziarah, dan upacara. Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kol Pnb Iman Sudrajat, peringatan tahun ini bertema "Melalui Peringatan Hari Bakti ke-62 TNI AU 2009, Kita Jadikan Momentum untuk Meningkatkan Profesionalisme dan Jiwa Juang Dalam Menjaga Keutuhan NKRI".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com