Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mustahil, Elektabilitas SBY-Boediono 71 Persen

Kompas.com - 13/06/2009, 13:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mustahil tingkat keterpilihan (elektabilitas) pasangan capres-cawapres SBY-Boediono mencapai 71 persen sebagaimana dirilis sejumlah lembaga survei.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Ghazali. Menurut hitungannya, tingkat elektabilitas maksimal pasangan ini hanya sekitar 51,7 persen. Dari mana angka elektabilitas tersebut?

Effendi mengatakan, angka itu diperoleh dari dua kali jumlah perolehan suara Partai Demokrat dalam pemilu legislatif lalu ditambah 10 persen. Jumlah perolehan suara Demokrat dalam pileg lalu 20,85 persen. Jika dikali dua menjadi 41,7 persen.

Dikali dua, menurut Effendi, karena faktor dominan kemenangan Demokrat dalam pileg kemarin adalah figur SBY. Angka 10 persen adalah angka moderat untuk dukungan yang diperoleh berdasarkan ajakan elite parpol dan juga parpol pendukung terhadap konstituennya.

"Itu juga dengan asumsi pasangan lain itu diam-diam saja, tidak bergerak," tutur Effendi dalam rilis survei Soegeng Sarjadi Syndicate "Pilpres: Satu Putaran vs Dua Putaran" di Hotel Four Seasons, Jakarta, Sabtu (13/6).

Oleh karena itu, menurut Effendi, mustahil jika pilpres berlangsung hanya dalam satu putaran jika penurunan tingkat elektabilitas terus terjadi dan pasangan lain terus bergerak dengan aktif. "Maka ya, pemilu ini nantinya cenderung dua putaran," tandas Effendi.

Namun, Effendi juga mengingatkan bahwa seserius dan seindependen apa pun survei-survei yang dilakukan, hasilnya juga akan sangat tergantung pada daftar pemilih tetap (DPT). Pasalnya, survei-survei ini dilakukan atas acuan sebaran daftar pemilih sementara (DPS) dan pemilih di atas 17 tahun.

"Kenapa? Menurut saya, barangkali tidak ada orang lain yang tahu DPT nanti seperti apa kecuali Tuhan dan mereka yang mengurusnya. Jadi mungkin saja Anda melakukan survei-survei, tapi nanti hasilnya meleset karena DPT-nya berbeda," ujar Effendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com