JAKARTA, KOMPAS.com — Pangdam Iskandar Muda Aceh Mayjen TNI Soenarko tampak sangat tegar saat menghadiri pemakaman putra sulungnya co-pilot Lettu Yudho Pramono. Tak tergurat kesedihan di wajahnya.
"Kami, atas nama keluarga, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang telah almarhum perbuat," katanya. Pada kesempatan itu, ia juga mengucapkan sangat berterima kasih kepada berbagai pihak karena telah membantu proses pemakaman anaknya tersebut.
Sebelumnya, Soenarko tidak ada firasat apa pun terhadap kepergian Yudho. "Tidak ada firasat apa pun kalau dia (Yudho) akan meninggalkan saya terlebih dahulu. Saya prajurit, dia juga prajurit, dan saya bangga dia gugur saat menjalankan tugas," kata Soenarko yang terakhir kali bertemu almarhum empat hari lalu saat berada di Medan. Di matanya, almarhum Yudho adalah anak yang baik.
Dalam pemakaman tersebut, hadir juga istri almarhum, Amalia, dan putrinya yang masih berusia delapan bulan. Wanita berparas ayu itu nampak sangat terpukul dengan kepergian suaminya. Selama upacara pemakaman, Amalia tampak menahan kesedihannya yang mendalam.
Setelah almarhum dimakamkan, Amalia tampaknya sudah tidak kuasa lagi menahan isak tangisnya. Berkali-kali ia menghapus air matanya, bahkan setelah membacakan surat Yassin, di depan pusara suami tercinta, Amalia jatuh pingsan dan harus diangkat.
Meskipun tubuhnya terlihat lemas, sebelum pergi Amalia menyempatkan diri membacakan surat Yassin untuk kedua kalinya bagi suami tercintanya. Rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Lettu Penerbang Yudho Pramono juga dirasakan oleh rekan almarhum, Lettu Bambang Budi. Di mata Bambang, almarhum adalah sosok yang menyenangkan dan perhatian kepada rekan-rekannya.
"Kalau ada teman yang termenung, pasti ia hampiri dan ditanyakan sedang mengalami permasalahan apa. Almarhum juga bisa menyatu dengan semua golongan yang ada di asrama," terang Budi.
Budi juga menyesal karena tidak sempat menghadiri acara syukuran anak almarhum. "Sewaktu almarhum mengadakan selamatan untuk anaknya, tidak datang karena sedang berada di luar kota. Belum sempat berkunjung ke rumahnya, Yudho telah pergi," sesal Bambang.
Lettu Penerbang Yudho Pramono menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan pesawat Fokker-27 milik TNI AU di Lanud Hussein Sastranegara, Bandung. Dalam kecelakaan tersebut, 24 orang tewas. Korban terdiri dari enam awak pesawat dan 18 siswa para lanjut tempur A-33 Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU yang tengah melakukan orientasi latihan penerjunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.