Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PN Pusat Didesak Keluarkan Provisi Terkait Pemutakhiran DPT

Kompas.com - 26/03/2009, 17:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengingat Pemilu yang tinggal beberapa belas hari lagi, Serikat Pengacara Rakyat (SPR) mendesak Ketua PN Jakpus untuk membuat penetapan provisi terlebih dulu terkait gugatan pemutakhiran DPT pada KPU.

"Kalau menunggu hasil gugatan kan lama, maka kita ajukan surat provisi agar KPU untuk memperbaiki akurasi DPT secara menyeluruh di seluruh Indonesia," kata Habiburokhman, kuasa hukum Serikat Pengacara Rakyat (SPR) di Jakarta, Kamis (26/3).

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Presiden dalam hal ini Menteri Dalam Negeri (Mendagri) digugat oleh Serikat Pengacara Rakyat (SPR) terkait persoalan kesemrawutan data Datar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Legislatif 2009. Arief didampingi oleh kuasa hukum dari SPR yang mengajukan gugatan warga negara (citizen lawsuit) pada Rabu (25/3) ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Dalam gugatannya, Arief Poyuono menyatakan KPU dan Presiden dalam hal ini Mendagri bersalah telah melakukan perbuatan melawan hukum. "Mereka telah mengabaikan ketidakakuratan DPT Pemilu 2009 dengan jumlah orang yang berhak memilih," katanya.

Sementara Arief Poyuono selaku penggungat, menenggarai adanya by design atau kesengajaan pengelembungan DPT yang dibuat oleh partai-partai besar. Modusnya, lanjut Arief, dengan mengoptimalkan hasil lembaga survei terhadap capres atau partai tertentu.

"Mereka ingin membentuk opini masyarakat bahwa hasil polling yang dilakukan lembaga survei terhadap capres atau parpol tertentu juga yang akan memenangkan pemilu mendatang. Caranya yaitu dengan penggelembungan DPT tersebut," ujar Arief.

Dugaan itu, lanjut Arief, semakin jelas ketika diketahui ternyata DPT fiktif juga bertambah sebesar 20 persen. "Jumlah ini sama dengan jumlah peningkatan hasil pooling lembaga survei terhadap capres atau parpol yang juga meningkat 20 persen," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com