Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Datang Universitas Pertahanan

Kompas.com - 18/02/2009, 21:08 WIB

JAKARTA, RABU — Dalam waktu dekat, Indonesia bakal memiliki Universitas Pertahanan. Pendirian universitas itu diyakini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan calon pemimpin bangsa, yang punya kemampuan berpikir dan mengambil keputusan secara lintas sektoral termasuk dalam konteks pertahanan secara luas.

Mereka yang nantinya dididik di universitas itu diharapkan dalam 10-15 tahun ke depan bakal menjadi calon-calon pemimpin bangsa yang mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih memiliki kepercayaan diri, kompetitif, dan lebih beradab di mata negara-negara lain di dunia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Rabu (18/2), seusai membuka lokakarya pendirian Universitas Pertahanan di Departemen Pertahanan, Jakarta. Turut hadir sejumlah perwakilan dari instansi terkait seperti TNI, Polri, dan Departemen Pendidikan Nasional.

”Indonesia negara luas dan punya peran semakin penting dalam lingkup regional dan dunia. Inti pendidikan dalam Universitas Pertahanan ini nantinya adalah pendidikan pascasarjana pertahanan militer bercirikan tri-matra terpadu, darat, laut, dan udara, yang terkait langsung dengan pertahanan dalam arti luas,” ujar Juwono.

Menurut Juwono, sebagai sebuah negara besar dengan tingkat perekonomian yang masuk dalam 20 besar perekonomian negara dunia, Indonesia diyakini masih kekurangan jumlah orang yang bisa menjadi calon pemimpin bangsa dengan kemampuan lintas sektoral tadi.

Selain bekerja sama dengan institusi pendidikan di lingkungan TNI, universitas ini nantinya juga akan melibatkan sebanyak mungkin disiplin ilmu dari berbagai universitas lainnya serta bekerja sama dengan universitas-universitas sejenis dari negara lain, seperti Australia, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura.

”Akan tetapi untuk sementara terkait alokasi anggaran untuk pengoperasian universitas ini masih akan ditanggung Dephan, diambilkan dari anggaran Dirjen Strategi Pertahanan dan Potensi Pertahanan. Ada juga sumbangan dana dari Depdiknas,” ujar Juwono.

Adapun untuk masa mendatang, Dephan juga akan memperjuangkan adanya anggaran tambahan untuk keperluan tersebut. Pembentukan universitas itu menurut Juwono adalah amanat dan keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rencananya akan diresmikan dalam beberapa bulan mendatang.

”Kami juga sudah menjajaki tawaran kerja sama dari sejumlah negara. Tentunya mereka memang punya kepentingan besar pada ketahanan ekonomi dan pertahanan Indonesia apalagi mengingat kita ini pasar yang besar bagi setiap negara. Jadi nanti kita akan saling memanfaatkan saja,” ujar Juwono.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal memaparkan, langkah persiapan pembentukan universitas tersebut sudah dilakukan dan terus berjalan, berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait, untuk memenuhi berbagai persyaratan yang dibutuhkan.

”Dari sisi konsep pendidikannya nanti kami juga sudah melakukan perbandingan dengan universitas pertahanan lain di sejumlah negara dengan tetap mempertahankan ciri khas ke-Indonesiaannya. Nantinya juga akan dipadukan berbagai bidang ilmu, mulai dari politik, hubungan internasional, psikologi, engineering, kimia, dengan pusat di ilmu kemiliteran,” ujar Fasli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com