JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa anggaran Pusat Hidro-oseanografi TNI AL (Pushidrosal) perlu ditambah untuk memaksimalkan pemetaan laut.
Saat ini, kata Luhut, baru 19 persen potensi laut Indonesia yang sudah terpetakan melalui teknologi terbaru.
“Ini mau bagaimana kalau kita tidak kerjakan? Enggak ada ongkosnya, makanya dana di Pushidrosal harus di-dobelkan," kata Luhut saat menjadi pembicara pada rapat koordinasi nasional Hidrografi TA 2024 di Balai Samudera, Jakarta Utara, Selasa (25/6/2024).
"Karena kalau dengan cara sekarang, baru 19 persen yang dipetakan, diselidiki, ya kita 120 tahun lagi baru selesai. Nah itu kan enggak mungkin, kita harus cepat sebagai negara yang terus berkembang,” imbuh dia.
Baca juga: TNI dan Militer Italia Buka Kemungkinan Kerja Sama di Bidang Siber
Luhut mengatakan, Pushidrosal memiliki peran penting membawa Indonesia menjadi main income country pada 2030.
Ia mengatakan bahwa industri maritim memiliki kontribusi tinggi terhadap pendapatan negara. Oleh karena itu, pemetaan laut harus dimaksimalkan.
“Ini kalau kita lihat, industri pengelolaan maritim itu sangat rendah, dibandingin yang lain. Kita roomnya masih besar, nyangkut pada energi baru dan terbarukan, kita enggak tahu berapa besar gas di bawah,” kata Luhut.
“Perkembangan teknologi, mempercepat pembentangan dasar laut, ini juga saya kira sangat penting untuk kita lakukan,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali tidak menampik bahwa anggaran riset Pushidrosal kecil.
KSAL Ali mengatakan bahwa anggaran Pushidrosal masih di bawah TNI AL untuk kepentingan militer.
“Untuk kepentingan sipilnya belum ada dukungan dari Bappenas. Nah untuk itu kami sudah mulai berkoordinasi dengan pihak Bappenas,” kata Ali.
“Diharapkan nanti ada anggaran tambahan untuk Pushidrosal dalam rangka mendukung riset-riset dan survei yang terkait dengan keselamatan navigasi, semuanya ini untuk kepentingan sipil. Itu harapan kita,” ujar KSAL.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.