MEKKAH, KOMPAS.com– Puncak haji semakin dekat. Jemaah haji perlu mempersiapkan barang-barang yang dibawa selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, mulai 14 Juni 2024 nanti.
Kepala Bidang Akomodasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Zaenal Muttaqin meminta jemaah haji membawa perbekalan yang cukup.
"Saat berangkat pada 14 Juni nanti, jemaah laki-laki harus sudah memakai pakaian ihram. Kalau diperlukan membawa pakaian ihram cadangan. Ibu-ibu memakai pakaian yang menutup aurat," ujar Zaenal di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekkah, Senin (10/6/2024) seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024 Khairina.
Baca juga: Persiapan Jemaah Haji ke Arafah, 1,3 Juta Paket Makan dari Indonesia Tiba di Saudi
Jemaah diminta membawa tas yang digunakan untuk membawa paspor, obat-obatan, dan perlengkapan pribadi.
Jemaah juga jangan lupa membawa smart card atau kartu nusuk yang akan di-scan sebelum naik ke bus. Jemaah haji yang tidak bisa menunjukkan smart card tidak bisa masuk ke Armuzna.
Selain itu, kata Zaenal, jamaah haji diminta membawa pakaian ganti yang cukup untuk dua hingga tiga hari. Mulai pakaian dalam dan pakaian sehari-hari. Juga jangan lupa membawa perlengkapan untuk mandi seperti handuk kecil, sabun, shampo, dan sikat gigi.
"Kalau bantal tidak usah dibawa karena di tenda sudah disiapkan kasur dan bantal meskipun tidak sama dengan yang di hotel," jelas Zaenal.
Setelah wukuf di Arafah kemudian mabit di Muzdalifah dan Mina, jamaah melontar jumrah aqabah di Jamarat pada 10 Dzulhijah, jemaah bisa melepas pakaian ihram.
"Jemaah laki-laki bisa berganti dengan sarung atau celana panjang dan pakaian biasa," kata Zaenal.
Baca juga: Jemaah Haji Tak Terdaftar Dilarang Masuk Tenda Saat di Arafah dan Mina
"Yang ambil nafar tsani bisa menyiapkan pakaian untuk 4 hari. Karena yang nafar tsani akan tinggal di Mina sampai 13 Dzulhijah. Kalau yang nafar awal akan di Mina 10-12 Dzulhijah," katanya.
Zaenal juga mengimbau jemaah membawa tas yang simpel untuk membawa pakaian. Ia tidak menyarankan jamaah membawa koper kabin. Kecuali memang tidak ada tas lain yang lebih fleksibel.
Mobilitas jamaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina akan sangat cepat. Dari Mekkah, jemaah akan turun di Arafah untuk wukuf. Malamnya, jamaah harus naik bus lagi dan turun di Muzdalifah untuk mabit. Kemudian harus bergerak lagi dan turun di Mina untuk 2-3 hari.
"Sehingga koper bisa menyulitkan pergerakan jemaah saat naik dan turun dari bus," kata Zaenal.
Terkait akomodasi di Armuzna, menurut Zaenal, sudah siap 100 persen. Tenda-tenda di Arafah dan Mina sudah disiapkan oleh Masyariq. Bidang akomodasi juga berkoordinasi dengan petugas sektor untuk menyiapkan akomodasi bagi jemaah yang tidak menginap di Mina dan kembali ke hotel, terutama untuk jamaah yang tinggal di Syiyah dan Rawdah.
"Kami sudah meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Dzulhijah," kata Zaenal.
Selain itu, lanjut Zaenal, pihaknya juga telah menyiapkan hotel transit untuk jemaah lansia nonmandiri. Lokasinya di Alawi, dekat Aziziah. Sengaja dipilih di sana karena dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
"Kami sediakan kamar untuk menampung 390 jamaah," kata Zaenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.