Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Soal RAPBN 2025, Said Abdullah Soroti Masalah Kemiskinan, Stunting, hingga Pendidikan

Kompas.com - 04/06/2024, 19:32 WIB
Nethania Simanjuntak,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Said Abdullah menyampaikan beberapa catatan penting mengenai kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 yang perlu dilanjutkan pada era Prabowo Subianto.

Salah satu masalah yang disoroti Said berkaitan dengan gejolak geopolitik yang menjadi ancaman laten aktivitas ekonomi. Pasalnya, dalam sekejap, harga komoditas terus melonjak, kurs rupiah terhempas, hingga ketahanan ekonomi yang terus terhempas.

“Tekanan eksternal ini disebabkan karena belum kuatnya sektor pangan, energi, dan tata kelola devisa,” ujar Said dalam Rapat Penyampaian Pemerintah Atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2025, Selasa (4/6/2024).

Said juga mengatakan bahwa Indonesia sedang dihadapi hempasan angin buritan yang membuat perekonomian nasional terjebak dalam pusaran pertumbuhan lima persen.

Hal itu, sebutnya, menyebakan harga komoditas semakin melambung, sehingga berujung pada kesenjangan sosial yang semakin besar.

Baca juga: Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Said menyebut, angka gini rasio pada semester I-2024 telah menyentuh 0,388 atau lebih tinggi dibandingkan pada semester I-2023 ang mencapai angka 0,384.

“Lain lagi, jika kita bandingkan pada 2019 sebelum pandemi Covid-19, angka gini rasio mencapai level 0,380. Kecenderungan naiknya kesenjangan ini harus dikendalikan oleh pemerintah,” ujar Said melalui keterangan tertulisnya, Selasa.

Selain itu, ia mengungkapkan, pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah masih belum mampu untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di indonesia. Padahal, pemerintah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024.

"Jika hingga 2024 realisasi penghapusan kemiskinan ekstrem masih belum tuntas, kami (DPR) akan fasilitasi melalui RAPBN 2025 supaya pemerintah tetap bisa menuntaskannya," ucapnya.

Baca juga: Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Catatan penting lainnya, sebut Said, berkaitan dengan masalah stunting. Target angka prevelensi stunting ke depan masih cukup menantang, yakni 14,0 persen pada 2024. Padahal, angka stunting pada 2023 masih berada di kisaran 21,5 persen.

“Jika target prevelensi tersebut masih belum tercapai, maka diperlukan upaya extraordinary, yang meliputi pendekatan spasial untuk daerah fokus intervensinya,” ujarnya.

Terkait persoalan pendidikan di Indonesia, Said mengatakan bahwa dukungan anggaran pendidikan 20 persen dari belanja negara belum mampu mengubah rakyat menjadi tenaga kerja yang terampil, penuh inovasi, dan punya etos kerja yang tinggi. Hal ini dikarenakan sebagian angkatan kerja masih lulusan sekolah menengah pertama (SMP).

“Pada 2022, sebanyak 8,5 persen didominasi oleh lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sebanyak 9,4 persen didominasi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Sedangkan, lulusan SMP masuk sebagai tenaga kerja kasar dengan upah yang murah dan sektor informal,” ucap Said.

Baca juga: Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hampir 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun atau generasi Z menganggur, tidak sekolah, tidak bekerja atau tidak mengikuti pelatihan (NEET)

Adapun rinciannya, pada Agustus 2023, sekitar 22,5 persen atau 9,89 juta dari 44,47 juta penduduk berusia 15-24 tahun masuk dalam kategori NEET.

"Saya berharap anggaran pendidikan yang diberikan sebanyak 20 persen dari belanja negara harus mampu memberikan keterampilan generasi muda guna menyongsong masa depan mereka," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com