Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Bakal Hadiri Harlah Pancasila di Ende, Rumah Pengasingan Bung Karno Dibenahi

Kompas.com - 31/05/2024, 13:51 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri akan merayakan Hari Lahir (Harlah) Pancasila di Kabupaten Ende,  Sabtu (1/6/2024) besok.

Megawati dijadwalkan tiba di Ende pada Jumat (31/5/2024) hari ini.

Di Ende, Megawati dijadwalkan mengunjungi rumah pengasingan Presiden Pertama RI sekaligus Proklamator Kemerdekaan, Soekarno atau Bung Karno.

Baca juga: Setelah SBY, Bamsoet Bakal Temui Megawati, Jokowi, dan Prabowo

Pantauan Kompas.com, rumah pengasingan itu dipadati pengunjung sejak Jumat pagi karena adanya sejumlah kegiatan menjelang Hari Lahir Pancasila.

Juru pelihara rumah pengasingan, Syafrudin mengatakan, pihaknya sudah berbenah di tempat bersejarah itu demi menyambut kedatangan Megawati.

"Dalam persiapan sudah begitu matang. Ada perbaikan-perbaikan yang sudah kita lakukan dan diperbagus lagi semua untuk persiapan seperti itu," kata Syafrudin ketika ditemui Kompas.com.

Baca juga: Megawati Diminta Lanjut Jadi Ketum PDI-P, Pengamat: Pilihan Rasional

Syafrudin menyampaikan, struktur bangunan rumah pengasingan Bung Karno tergolong asli karena tidak sepenuhnya dirombak.

"Ya, kalau bentuk kontruksi bangunannya itu masih asli, tetapi sudah pernah direnovasi 2011 dan 2012. Itu programnya Pak Boediono sebelum Beliau manjadi Wapres, Beliau mencari dan berkunjung ke Ende mencari titik-titik yang pernah Bung Karno singgahi itu mau direstorasi atau renovasi, tetapi sudah terlaksana renovasi semua," ucap dia.

Pria berusia 45 tahun ini membeberkan sejumlah situs bersejarah di Ende yang sudah mengalami pemugaran atau renovasi

"Salah satunya itu makam ibu mertuanya Bung Karno, situs Rumah Pengasingan Bung Karno, gedung pertunjukan, serambi Bung Karno, gereja katedral, Taman Renungan Bung Karno dan masjid tertua yaitu Madjid Ar Rabithah, yang Bung Karno sering melaksanakan lima waktu ibadah shalat di sana," kata dia.

Baca juga: Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Syafrudin mengatakan, rumah pengasingan Bung Karno menjadi tempat bersejarah bagi Indonesia karena Proklamator RI Soekarno pernah diasingkan Belanda bersama keluarga dari 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938 di sana. 

"Selama empat tahun Bung Karno diasingkan di Ende, yang dilakukan oleh Bung Karno, tetap diawasi oleh pemerintah Belanda. Tetapi Bung Karno bukan dipenjarakan bersama keluarga, tetapi aktivitas kegiatan Bung Karno selama pengasingan empat tahun itu bebas, tetapi tetap di bawah pengawasan Belanda," ujar dia. 

Menurut dia, rumah pengasingan Bung Karno sebenarnya menjadi lokasi yang sering dikunjungi wisatawan.

Mereka bahkan tiba tidak hanya menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila.

"Bukan saja menjelang 1 Juni, setiap hari itu pengunjung yang berdatangan ke kota ini pasti salah satunya berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno. Bukan saja wisatawan domestik, wisatawan asing juga pasti kalau ke sini pasti singgah di Rumah Pengasingan Bung Karno," papar dia.

Pantauan Kompas.com, suasana jelang peringatan Harlah Pancasila sangat terasa di area sekitar rumah pengasingan Bung Karno.

Sejumlah warga bahkan memulai pawai jelang Hari Lahir Pancasila pada Jumat sekitar pukul 09.20 WITA dari area depan rumah pengasingan Bung Karno.

Warga sekitar mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti pawai mengarah ke Taman Renungan Bung Karno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com