JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi politik saat ini dianggap menjadi momen yang tepat buat mengasah kemampuan dan naluri politik bagi 2 petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Puan Maharani dan Muhammad Prananda Prabowo, supaya siap jika partai melakukan regenerasi kepemimpinan.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, saat ini PDI-P sedang dalam posisi yang kurang menguntungkan.
Sebab, meski PDI-P memenangi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, perolehan suara mereka menurun dari 2019.
Selain itu, PDI-P juga kalah dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal itu membuat partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu mencetak hasil kurang sempurna dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca juga: Megawati Diminta Lanjut Jadi Ketum PDI-P, Pengamat: Pilihan Rasional
Di samping itu, posisi politik PDI-P terhadap pemerintahan mendatang yang akan dipimpin Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka juga diperkirakan tidak mudah.
Apalagi hubungan antara PDI-P dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Gibran merenggang akibat persaingan dalam Pilpres 2024. Padahal, PDI-P menjadi pendukung utama Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019, serta Gibran saat Pilkada Solo 2020.
"Ini momen yang pas saya kira untuk membuat seorang Puan atau mas Prananda menjadi besar sebagaimana pendahulunya ya, ibu mereka, ibu Mega, kakek mereka Soekarno," kata Agung dalam program Obrolan Newsroom di Kompas.com, Selasa (28/5/2024).
Agung mengatakan, justru di masa-masa sulit menjadi ruang bagi para politikus mengasah kemampuan dan nalurinya.
Baca juga: Megawati Diminta Lanjutkan Jadi Ketum, PDI-P Dianggap Butuh Figur Teruji
Dia mencontohkan ketika Soekarno lengser digantikan oleh Soeharto, saat itu anak-anaknya, termasuk Megawati, juga terdampak.
Megawati pun menemukan momentum dan menjadi salah satu politikus yang diperhitungkan ketika aktif di PDI pada masa pemerintahan Orde Baru, sampai akhirnya Presiden Soeharto berhenti akibat gelombang protes Reformasi pada 1998.
Selain itu, Megawati juga sudah membuktikan dia bisa mempertahankan keberadaan PDI-P yang sempat menjadi oposisi dan berada di dalam pemerintahan.
"Karena orang-orang besar yang saya sebutkan tadi besar dan lahir karena turbulensi hebat ya di dalam negeri. Bahkan punya 'ancaman-ancaman' dari luar juga," ucap Agung.
Baca juga: Ingatkan Kader PDI-P, Megawati: Yang Tidak Bekerja untuk Rakyat, Out
"Jadi kalau memang mau melahirkan pemimpin besar lagi ya PDI-P saya kira ini momen yang pas," sambung Agung.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P seluruh Indonesia meminta kesediaan Megawati Soekarnoputri untuk kembali menjabat sebagai Ketua Umum PDI-P pada periode 2025-2030.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani saat membacakan rekomendasi eksternal dalam penutupan rakernas kelima PDI-P, Minggu (26/5/2024).
Permintaan DPD itu merupakan poin ke-17 dalam rekomendasi eksternal rakernas.
Baca juga: Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya Ratu Preman Lho...
"17. Rakernas V Partai setelah mendengarkan pandangan umum DPD PDI Perjuangan se-Indonesia memohon kesediaan Prof. DR Megawati Soekarnoputri untuk dapat diangkat dan ditetapkan kembali sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, periode 2025-2030 pada Kongres VI tahun 2025," kata Puan di lokasi rakernas, Ancol, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.