Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Kompas.com - 21/05/2024, 18:11 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para aktivis 1998 memperingati 26 tahun reformasi dengan memajang nisan bertuliskan peristiwa dan nama korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2024).

Aktivis 98 Fauzan Luthsa mengatakan, peringatan ini menandakan bahwa para aktivis masih ada dan terus akan melawan.

“Yang kami tekankan ini, kami bukan hanya memperingati, bukan hanya proses monumental, tapi juga mengingatkan bahwa kami masih ada dan akan terus melawan,” kata Fauzan kepada awak media di markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Selasa.

Fauzan menyebut, aktivis 98 akan terus memperjuangkan demokrasi yang disebutnya sedang berada di titik terendah.

“Dan reformasi dalam ancaman. Kami menganggap hal ini harus terus dilanjutkan agar pemerintahan saat ini dan pemerintahan yang baru nanti tidak akan mencoba memutarbalikkan jarum jam sejarah,” ujar Fauzan.

Baca juga: 26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Para aktivis 1998 mempertontonkan nisan peristiwa dan nama korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2024). Monumen nisan kayu bertuliskan peristiwa dan nama korban pelanggaran HAM dijejerkan di halaman markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia untuk memperingati reformasi 21 Mei, tepat 26 tahun yang lalu. KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A Para aktivis 1998 mempertontonkan nisan peristiwa dan nama korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2024). Monumen nisan kayu bertuliskan peristiwa dan nama korban pelanggaran HAM dijejerkan di halaman markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia untuk memperingati reformasi 21 Mei, tepat 26 tahun yang lalu.

Aktivis 98 lain, Ubedilah Badrun mengatakan, demokrasi Indonesia yang makin memburuk bisa dilihat dari indeks kebebasan sipil yang skornya hanya 5,59.

Selain itu, indeks hak asasi manusia (HAM) Indonesia skornya hanya 3,2.

“Angka pertumbuhan ekonomi kita stagnan hanya lima persen. Angka kemiskinan bertambah, bahkan ada 9,9 juta anak gen z pengangguran. Ini kan persoalan yang sangat serius,” kata Ubedilah.

Pada saat yang sama, dia mengatakan, angka pengangguran makin naik. Lalu, biaya pendidikan yang makin mahal.

“Uang kuliah tunggal (UKT) hampir tidak bisa dikontrol oleh kekuasaan,” ujar Ubedilah.

Ubedilah juga menyinggung perihal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang semakin vulgar.

Baca juga: Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Dalam aksinya, aktivis 98 memajang sekitar 2.000 nisan beserta 800 tengkorak kayu di markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia.

“Ini adalah sebagian kecil dari korban orde baru,” kata aktivis 98 Mustar Bonaventura.

Peristiwa seperti “Tragedi Jakarta Mei 1998”, “Peristiwa Abepura 2000”, “DOM Papua 1963-2003”, “Yahukimo 2015”, “Pembunuhan Massal 1965”, hingga “Penculikan Aktivis 98” tertulis di atas nisan.

Demikian juga, nama-nama korban pelanggaran HAM seperti Herman Hendrawan, Widji Tukul, Yani Afri, Ucok Munandar Siahaan, Petrus Bima Anugerah hingga wartawan Udin.

Acara peringatan ini akan digelar selama tiga hari ke depan, hingga Kamis (23/5/2024).

Rencananya, juga akan ada orasi dari beberapa tokoh seperti Abraham Samad, Haris Azhar, dan Usman Hamid.

Baca juga: 26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com