Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Kompas.com - 07/05/2024, 05:21 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua relawan Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer menanggapi pesan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden RI terpilih Prabowo Subianto .

Sebelumnya, Luhut mengingatkan Prabowo Subianto agar tidak membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan ke depan.

Pria yang karib disapa Noel ini meyakini bahwa saran yang diberikan Luhut kepada Prabowo berdasarkan analisa dan data.

Wakil Komandan bidang Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini pun menyebut orang-orang toxic yang dimaksud Luhut bisa saja mengarah pada pihak yang baru masuk dalam koalisi.

“Bisa saja yang toxic mereka yang baru masuk dan merasa paling berjasa,” kata Noel saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (6/5/2024) malam.

Baca juga: Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Namun, dia tak menyebut gamblang pihak yang dimaksudkannya tersebut. Noel hanya menyinggung beberapa menteri di kabinet Joko Widodo (Jokowi) yang belum lama ini terjerat dalam kasus korupsi.

Dia mengatakan, hal itu bisa saja terulang pada pemerintahan Prabowo-Gibran apabila tidak berhati-hati dalam memilah orang-orang yang akan masuk dalam kabinet.

“Dulu kan sudah ada contohnya Mensos (Menteri Sosial/Juliari Batubara), Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika/Johnny G Plate). Artinya kemungkinan bisa seperti itu lagi,” ujar Noel.

Mengarah ke kubu 01?

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS), Agung Baskoro mengatakan, orang-orang toxic yang dimaksud Luhut bisa mengarah pada mereka yang tidak sesuai visi dan misinya dengan Prabowo-Gibran.

“Devinisi toxic ini bisa mengarah pada siapa pun partai atau orang-orang yang diajak masuk kabinet oleh Prabowo-Gibran tetapi nafasnya berbeda dengan arahan Prabowo-Gibran untuk melanjutkan program-program pemerintah atau melaksanakan program-program yang disampaikan saat kampanye, apakah soal makan siang gratis, soal IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara dan program prioritas lain,” kata Agung kepada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Menakar Siapa Orang Toxic yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Namun, Agung melihat bahwa pesan Luhut tersebut lebih relevan mengarah pada kubu pasangan calon (paslon) nomor urut 1, yakni Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pasalnya, ketiga partai itu mengusung narasi perubahan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Sementara kubu Prabowo-Gibran mengusung wacana keberlanjutan.

Kemudian, ketiga partai yang mengusung paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar itu kini diketahui memberikan sinyal positif mendukung dan bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Momen Luhut ingatkan soal toxic ini bisa dipahami bahwa dia sedang bicara dalam konteks digitalisasi sehingga memang ketika dinarasikan dalam posisi Koalisi Indonesia Maju, maka lebih relevan saat kubu 01 apakah Nasdem, PKB atau bahkan PKS bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran,” ujar Agung Baskoro.

Baca juga: Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang Toxic ke Dalam Pemerintahan

Pesan Luhut

Sebelumnya, Luhut menyampaikan pesan kepada Prabowo Subianto agar tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahan ke depan. Sebab, akan cenderung merugikan jalannya pemerintahan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com